Konten dari Pengguna

Memahami Sistem Kesenian yang Menjadi Ciri Suku Jawa

Berita Terkini
Penulis kumparan
15 Februari 2023 19:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesenian dari Suku Jawa. Foto: Unsplash/Reidika Haris
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesenian dari Suku Jawa. Foto: Unsplash/Reidika Haris
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Salah satu karya kebudayaan sebuah daerah adalah kesenian, di mana setiap suku memiliki cirinya masing-masing. Hal ini juga berlaku pada kesenian yang menjadi ciri Suku Jawa.
ADVERTISEMENT
Kesenian yang menjadi ciri khas Suku Jawa memiliki banyak macam, mulai dari kesenian tari hingga pertunjukkan. Ditambah lagi dengan Suku Jawa yang ada di Indonesia membuat kesenian daerah menjadi lebih terkenal.

Memahami Sistem Kesenian yang Menjadi Ciri Suku Jawa

Ilustrasi kesenian yang menajdi ciri Suku Jawa. Foto: Unsplash/Lighten Up
Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010 setidaknya 40,05% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa (Badan Pusat Statistik Nasional Republik Indonesia, 2019). Selain di ketiga provinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Jakarta, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Banten, dan Kalimantan Timur.
Suku Jawa memiliki bermacam budaya yang dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Kesenian Suku Jawa

Kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat Suku Jawa dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Kebudayaan Jawa pra-Hindu-Buddha
Masyarakat Jawa sebelum datang pengaruh agama merupakan masyarakat yang masih sederhana. Hal ini tampak dalam sistem religi animisme dinamisme yang menjadi inti dari kebudayaan yang mewarnai seluruh aktifitas kehidupan masyarakat.
Agus Bustanudin dalam bukunya Agama dalam Kehidupan Manusia (2006: 342), masyarakat Jawa pra-Hindu-Buddha juga mempunyai kepercayaan dinamisme yaitu mempercayai bahwa dalam benda-benda tertentu, baik benda hidup, benda mati atau yang telah mati, ada kekuatan gaib yang memberikan kepada yang memilikinya suatu kemampuan baik atau tidak baik.
Sehingga, masyarakat Jawa memandang semua yang bergerak memiliki roh yang berwatak bai dan buruk. Sehingga, mereka memandang roh-roh dan tenaga-tenaga gaib sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
2. Kebudayaan Jawa Pada Masa Hindu-Buddha
Kebudayaan India (Hindu-Buddha) bersifat ekspansif, sedangkan kebudayaan bersifat menerima pengaruh unsur-unsur Hindhuisme-Budhisme. Dampaknya adalah budayawan Jawa berusaha untuk mengolah unsur-unsur agama dan kebudayaan India untuk memperbarui dan mengembangkan kebudayaan Jawa.
3. Kebudayaan Jawa Pada Masa Kerajaan Islam
Awal kedatangan Islam ke masyarakat Jawa terhalang oleh kerajaan Hindu kejawen, sehingga penyebaran Islam harus merangkak dari bawah di daerah-daerah pedesaan sepanjang pesisiran yang melahirkan lingkungan budaya baru yang berpusat di pesantren.
Baru pada abad ke-16 dakwah Islam mulai menembus benteng-benteng istana, di mana unsur-unsur Islam meresap dan mewarnai budaya Istana, yakni dengan berdirinya kebudayaan Islam yang didukung Walisongo.
Masuknya unsur-unsur Islam dalam budaya dalam bahasa dan sastra Jawa menyebabkan bahasa ini mulai terpecah menjadi dua, yaitu bahasa Jawa kuno dan bahasa Jawa baru. Kesultanan Demak sebagai kerajaan Jawa-Islam merupakan titik mula pertemuan antara lingkungan budaya istana yang bersifat kejawen dengan lingkungan budaya pesantren.
ADVERTISEMENT

Contoh Kesenian yang Menjadi Ciri Suku Jawa

Berikut adalah beberapa contoh kesenian yang menjadi ciri khas dari Suku Jawa:
1. Gamelan
Awal terciptanya gamelan oleh Sang Gyang Guru Era Saka yang merupakan dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa. Gamelan menjadi cara untuk memanggil para dewa. Kemudian pada masa Hindu- Buddha, Gamelan dikembangkan oleh Kerajaan Majapahit hingga seperti yang dikenal seperti saat ini.
Setelah masuknya Islam, Gamelan berubah menjadi alat yang dimainkan dalam acara keagamaan, misalnya saja dalam acara Maulid Nabi.
2. Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan karya seni pertunjukan yang berasal dari kitab Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari kisah India kuno. Dengan kedatangan Walisongo, terutama Sunan Kalijaga mengubah cerita dan digunakan untuk sarana dakwah.
Adanya contoh-contoh kesenian tersebut menunjukkan bahwa Suku Jawa sudah ada sejak dulu yang dipengaruhi oleh agama, baik sebelum datangnya agama hingga kedatangan agama Hindu, Buddha, fan Islam. Sehingga, tak mengherankan jika banyak karya seni Suku Jawa yang memiliki sisi agamis.(MZM)
ADVERTISEMENT