Memahami Tafsir Surat Al-Maun Lengkap

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
18 Juni 2021 16:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
unsplash.com - Tafsir surat Al Maun
zoom-in-whitePerbesar
unsplash.com - Tafsir surat Al Maun
ADVERTISEMENT
Tafsir surat Al-Maun menjelaskan dengan lengkap kewajiban umat Muslim. Ada beberapa hal yang wajib dilakukan seperti menunaikan zakat dan menyayangi anak yatim.
ADVERTISEMENT
Berikut ulasan mengenai tafsir Surat Al Maun dari ayat satu sampai dengan tujuh. Surat Al Maun memang terdiri dari tujuh ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Dilansir dari Al Qur’an dan Terjemahannya, Soenarjo, 1971, surat Al Maun adalah surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah SAW.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah. Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah, sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.

Memahami Tafsir Surat Al-Maun

Ayat 1
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Kata yukadzdzibu (يكذب) artinya adalah mendustakan atau mengingkari. Ia bisa berupa sikap batin, bisa pula berupa sikap lahir yang tampak dalam perbuatan.
ADVERTISEMENT
Kata ad din (الدين) secara bahasa bisa berarti agama, kepatuhan atau pembalasan. Dalam ayat ini, ad din sering diartikan agama. Namun ia juga berarti pembalasan karena seringkali Al Quran ketika menggandengkan yukaddzibu dengan ad din artinya adalah mendustakan hari pembalasan (kiamat).
Ibnu Katsir termasuk mufassir yang memaknai ad diin dengan hari pembalasan. Sehingga makna ayat ini, tahukah engkau, hai Muhammad, orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan?
Ayat 2
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
Itulah orang yang menghardik anak yatim,
Kata dzalika (ذلك) digunakan untuk menunjuk kepada sesuatu yang jauh. Dzalika di sini memberi kesan betapa jauhnya orang itu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kata yadu’u (يدع) artinya mendorong dengan keras. Namun maknanya tak selalu dorongan fisik, namun juga mencakup segala penganiayaan dan gangguan.
ADVERTISEMENT
Al yatim (اليتيم) berasal dari kata yutm (يتم) yang artinya kesendirian. Permata yang indah dan tak ada bandingannya disebut ad durrah al yatiimah (الدرة اليتيمة). Pada manusia, yatim digunakan untuk anak yang belum dewasa dan ayahnya telah wafat.
Ibnu Katsir menjelaskan, orang yang mendustakan agama dan mendustakan hari pembalasan itu adalah orang yang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan tidak memberinya makan serta tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang baik.
Ayat 3
وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Kata yakhudldlu (يحض) artinya adalah menganjurkan. Kalaupun tidak memiliki apa-apa, seseorang dituntut minimal menjadi orang yang menganjurkan untuk memberi makan kepada orang miskin. Kata tho’am (طعام) berarti makanan atau pangan. Ayat ini tidak menggunakan kata ith’am (إطعام) yang artinya memberi makan, agar setiap orang yang melakukannya tidak merasa dirinya telah memberi makan. Namun ia hanya memberikan makanan yang pada hakikatnya bukan miliknya melainkan hak orang-orang miskin itu.
Alquran, sumber foto: Unsplash
Ayat 4
ADVERTISEMENT
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
Huruf fa (ف) pada ayat ini menggabungkan tiga ayat pertama dengan ayat ini dan ayat-ayat berikutnya. Bahwa orang-orang yang mendustakan agama dan hari pembalasan, selain mereka suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberi makan orang miskin, mereka juga dihinggapi penyakit riya’. Kata wail (ويل) artinya adalah kebinasaan atau kecelakaan, yang menimpa akibat pelanggaran atau kedurhakaan.
Al mushalliin (المصلين) biasa diartikan orang-orang yang shalat. Namun dalam ayat ini, sholatnya tidak sempurna karena tidak didahului dengan kata yang seakar dengan aqimu. Penjelasannya ada pada ayat berikutnya. Sehingga tidak boleh membaca ayat ini berhenti di sini. Ia menggunakan waqaf lazim yang harus dilanjutkan dengan ayat berikutnya sebagai penjelasan.
ADVERTISEMENT
Menurut Ibnu Abbas, al mushalliin yang celaka pada ayat ini adalah orang yang sudah berkewajiban shalat namun mereka melalaikannya. Menurut Masruq, maksudnya adalah orang yang mengerjakannya bukan pada waktu yang ditetapkan. Sedangkan menurut Atha Ibnu Dinar, maksudnya adalah orang yang menunda-nunda shalatnya.
Ayat 5
الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
Kata ‘an (عن) berarti tentang atau menyangkut. Jika ayat ini menggunakan kata fi (في), ia berarti kecaman terhadap orang yang lalai dalam shalatnya dalam arti tidak khusyu’. Namun ayat ini menggunakan kata ‘an (عن) sehingga ia adalah kecaman terhadap orang yang lalai dari esensi makna dan tujuan shalat.
Kata saahuun (ساهون) artinya berasal dari kata sahaa (سها) yang artinya lupa atau lalai. Yaitu seseorang yang hatinya menuju kepada sesuatu yang lain sehingga melalaikan tujuan utamanya.
ADVERTISEMENT
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud dalam Surat Al Maun ayat 4-6 ini adalah orang-orang munafik. Mereka mengerjakan shalat saat bersama orang lain namun tidak mengerjakannya ketika sendirian.
Ayat 6
الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
orang-orang yang berbuat riya
Kata yuroo’uun (يراءون) berasal dari kata ra’a (رأى) yang artinya adalah melihat. Dari akar kata yang sama, lahir kata riya’. Yaitu orang yang melakukan pekerjaan sambil melihat manusia sehingga jika tak ada yang melihatnya, mereka tidak melakukan pekerjaan itu. Secara istilah, riya’ berarti melakukan suatu pekerjaan bukan karena Allah tetapi untuk mendapatkan pujian dan popularitas.
Ayat 7
وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Kata al maa’uun (الماعون) berasal dari kata al ma’n (المعن) yang artinya sedikit. Ia juga bisa berasal dari kata ma’unah (معونة) yang artinya bantuan, dengan mengganti ta’ marbuthah dengan alif dan diletakkan sesudah mim. Sehingga al maa’uun adalah sedikit bantuan yang berguna.
ADVERTISEMENT
Menurut Ali bin Abu Thalib, al maa’uun adalah zakat. Sebagian sahabat Nabi mengatakan al maa’uun adalah sedekah. Ibnu Mas’ud mengatakan al maa’uun adalah barang yang biasa dipinjam seperti panci. Sedangkan Mujahid mengatakan maknanya adalah peralatan rumah tangga.
Ibnu Katsir menjelaskan, mereka adalah orang-orang yang tidak beribadah kepada Allah dengan baik, juga tidak mau berbuat baik kepada sesama manusia. Tidak mau menolong orang lain, bahkan tidak mau meminjamkan sesuatu kepada orang lain meskipun barang itu akan kembali dalam kondisi utuh. Mereka juga menolak zakat.
Demikian ulasan singkat mengenai tafsir surat Al Maun. Surat Al Maun juga bisa berarti barang yang berguna, diambil dari ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita. (DNR)
ADVERTISEMENT