Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Pupuh Kinanti, Karya Seni dalam Bahasa Sunda
13 Oktober 2021 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pupuh merupakan karya seni tembang yang memiliki pola kalimat yang baku, atau dapat disebut juga sebagai lagu yang memiliki aturan tertentu dalam baris-baris liriknya dengan jumlah 17 patokan sesuai dengan jumlah jenis pupuh yang ada di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pendidikan Musik: Permasalahan dan Pembelajarannya yang ditulis oleh J. Julia (2017: 67), pupuh memiliki beberapa aturan, seperti jumlah baris, jumlah suku kata, dalam baris, huruf vokal dalam suku kata terakhir dalam setiap baris, dan watak setiap pupuh. Jenis pupuh ada sangat banyak. Pupuh Sunda dapat dibagi menjadi dua klasifikasi lagu dan dua jenis irama lagu. Berdasarkan klasifikasi lagu, pupuh terdiri atas sekar ageung dan sekar alit, sedangkan berdasarkan irama lagu, pupuh terdiri atas sekar irama merdeka dan sekar irama tandak.
Salah satu jenis pupuh yang menarik untuk diketahui adalah pupuh kinanti yang merupakan bagian dari klasifikasi sekar ageung. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai pupuh kinanti, karya seni dalam bahasa Sunda.
ADVERTISEMENT
Mengenal Pupuh Kinanti, Karya Seni Sunda
Dikutip dari buku Masuk Letnan, Keluar Letnan yang ditulis oleh Achmad Roestandi (2008: 7), pupuh kinanti merupakan salah satu jenis pupuh yang terdiri dari 6 bait. Setiap bait pupuh kinanti terdiri dari 8 suku kata, yang secara berturut-turut harus berakhir vokal u-i-a-i-a-i.
Agar lebih paham mengenai pupuh kinanti, berikut salah satu contoh karya pupuh kinanti beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
Nu matak kaula bingung,
Andika ngeunah cing cing,
Teu gancang-gancang laporan,
Kaula banget teu ngarti,
Nepi ka aya karaman,
Jeung saha nu wani mingpin.
Terjemahan:
ADVERTISEMENT
Pupuh kinanti juga digunakan untuk menggambarkan keadaan orang yang sedang menanti, atau prihatin dalam penantian. Sasmita pergantian ke pupuh ini adalah kata-kata kanti, kakantén, nganti, ngantét, dan manganti. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)