Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Jamaah Tabligh di Indonesia
13 September 2021 9:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berasal dari Bahasa Arab, kata Jamaah Tabligh memiliki arti kelompok penyampai dan merupakan gerakan dakwah yang bertujuan untuk membangkitkan jiwa spiritual dalam tiap diri pribadi muslim baik secara individu maupun dalam kehidupan bersosial.
ADVERTISEMENT
Sejarah Jamaah Tabligh
Dikutip dari buku Ormas-Ormas Islam: Sejarah, Akar Teologi dan Politik, Khalimi (2010: 199) sejarah Jamaah Tabligh didirikan oleh Muhammad Ilyas bin Muhammad Ismail al-Kandahlawi al-Deoband al-Jisti, yang berasal dari keluarga pecinta ilmu dan sangat agamis.
Latar belakang berdirinya Jamaah Tabligh pada saat itu Umat Islam di India mengalami kerusakan akidah dan moral yang sangat dahsyat. Mereka hidup jauh dari syariat Islam. Di mana-mana terjadi kebatilan, perilaku bid’ah dan terjadi gerakan pemusyrikan dan kemurtadan oleh para misionaris yang berasal dari Inggris sebagai penjajah India.
Perkembangan Jamaah Tabligh di Indonesia tidak lepas dari konflik global yang terjadi dengan syura. Di Indonesia, kelompok Syura yang awalnya berjumlah 13 orang terpecah menjadi dua kelompok yaitu kelompok dari Cecep Firdaus yang bermarkas di Masjid Jami’ Kebon Jeruk yang mendukung Syekh Saad dan kelompok Muslihuddin Jafar yang bermarkas di Masjid Al-Muttaqien Ancol serta mendukung Syura alami.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, penyebaran jamaah tabligh dapat diterima dengan baik di Indonesia dan merekrut banyak kalangan dari lapisan non politik. Kata politik dan pemerintahan adalah hal yang tabu dibicarakan, karena fokus dari mereka adalah dakwah, dengan penekanan pada fadhâilul a’mal.
Jamaah tabligh di Indonesia bukan merupakan organisasi radikal karena mereka tidak punya agenda mendirikan negara Islam atau Khilafah Islamiyah seperti beberapa ormas radikal di Indonesia. Namun mereka juga tidak mengenal konsep nasionalisme dan cinta Tanah Air, sehingga tidak memperjelas posisinya dalam konteks relasi agama dan negara.
Atau dengan kata lain Jamaah tabligh adalah gerakan pasif yang memilih untuk bersikap netral kepada negara yang mereka tempati karena memang tujuan awal dibentuknya Jamaah tabligh adalah untuk kembali pada ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Demikian pembahasan mengenai Jamaah Tabligh terutama perkembangannya di Indonesia , semoga informasi ini bisa menambah wawasan kita semua. (WWN)