Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Perayaan Halloween
2 November 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perayaan Halloween atau pesta kostum di negara-negara barat menjadi sebuah seremoni yang kerap dilakukan ketika menuju akhir bulan oktober. Perayaan Halloween ini pun hingga kini masih terus disemarakkan, bahkan tak hanya di negara-negara barat, melainkan juga di sejumlah negara di belahan dunia lainnya. Bagaimana sejarah perayaan Halloween? Yuk, simak pembahasannya!
ADVERTISEMENT
Sejarah Perayaan Halloween
Perayaan festival Halloween biasanya identika dengan hal-hal yang berbau horor atau mistis. Nantinya puncak acara biasanya dilakukan di akhir bulan okober tepatnya yakni tanggal 31 Oktober, dengan cara pesta kostum.
Kostum yang biasanya digunakan merupakan kostum yang unik. Contoh tema kostumnya bisa saja jadi hantu, mengenakan pakaian layaknya super hero, pakaiam menyerupai binatang bahkan juga pakaian bertema tumbuhan dan banyak tema unik lainnya.
Menilik sejarahnya, perayaan Halloween berawal dari sebuah acara tradisi Celtic kuno Samhain di Inggris dan Irlandia kuno, ketika orang-orang menyalakan api unggun dan mengenakan kostum khusus untuk mengusir hantu.
Mengutip buku Hola Spanyol! Plesiran Ceria ke Tujuh Kota Espana karya Hendra Fu (40:2016), Halloween di Spanyol, khususnya Barcelona, yang awalnya merupakan tradisi penghormatan terhadap leluhur yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia, perlahan mengalami pergeseran nilai.
ADVERTISEMENT
Diketahui pelaksanaan tradisi suku yang mendiami wilayah sekitar Eropa ini, diadakan di akhir musim panas dan panen, serta permulaan musim dingin. Pada saat itu, di awal musim dingin dianggap sering terjadi wabah penyakit dan kematian. Alhasil suku Celtic meyakini, sebelum Tahun Baru Celtic yang mereka harus memperingati 1 November merupakan peralihan hidup dan mati.
Suku Celtic percaya, jika arwah sampai kembali ke alam manusia, mereka dikhawatirkan dapat membuat masalah seperti menyebar wabah penyakit dan merusak tanaman.
Ketika tiba pada saatnya perayaan, sesembahan sesaji hasil panen dan ternak pun disediakan saat perayaan. Selain itu, orang-orang yang mengikuti upacara dianjurkan untuk memakai pakaian seram berbahan kulit binatang.
Tradisi tersebut dijuluki sebagai tradisi Samhain. Dipandu oleh pelaksana pembakaran sesaji yaitu pendeta Druids, sesaji tersebut pun dimasukkan ke dalam api unggun. Selain kegiatan pemberian sesaji, orang-orang yang ada dalam tradisi tersebut berkumpul sambil berbagi kisah hidup masing-masing.
ADVERTISEMENT
Festival Samhain terus dipertahankan oleh Suku Celtic, meski kelompoknya pernah dikalahkan oleh kekaisaran Romawi di tahun 43 Masehi. Tradisi ini berkembang hingga menciptakan proses akulturasi. Atas hal tersebut, keyakinan akan tradisi Festival Samhaib sampai sekarang terus dirayakan dengan nama perayaan Halloween.
Demikian sejarah singkat perayaan Halloween yang bermula dari sebuah tradisi . Semoga dapat bermanfaat dan memperkaya wawasan kita semua. (ANG)