Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah Pernikahan Adat Sunda
2 November 2022 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernikahan adalah impian banyak orang. Hampir semua orang ingin merayakan hari pernikahan merek semeriah mungkin. Hal ini karena pernikahan diharapkan hanya terjadi sekali saja seumur hidup dan pasangan pengantin pria serta wanita bisa berjodoh sampai maut memisahkan. Indonesia merupakan negara yang sangat luas dengan berbagai budaya dan bahasa. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Sunda. Bagaimana sejarah pernikahan adat Sunda? Simak sejarah pernikahan adat Sunda berikut ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Pernikahan Adat Sunda
Pernikahan yang menggunakan tradisi adat mana saja memiliki beberapa tahapan dalam upacara. Berikut ini upacara pernikahan adat Sunda yang dikutip dari buku Menjadi MC Acara Pernikahan oleh Aryati (2013):
Sungkem
Acara sungkem tidak pernah terlewat dalam upacara adat. Hal ini dikarenakan manusia yang beriman dan menjunjung tinggi adat selalu menempatkan doa restu orangtua sebagai hal yang utama. Cara melakukan sungkem ini ada beragam, ada yang sungkem dengan menghaturkan sembah sambil berdiri dan ada juga yang sungkem sambil berjongkok di depan orangtua dan sesepuh.
Saweran
Masyarakat Sunda percaya bahwa pernikahan sebaiknya diawali dengan doa-doa yang baik dan hal ini bisa dilihat dalam upacara pernikahan adat Sunda. Perlengkapan saweran adalah beras kuning, irisan kunyit, uang logam, dan ada juga yang melengkapi dengan permen.
ADVERTISEMENT
Orangtua mempelai akan menaburkan saweran tersebut kepada para hadirin. Ini sebagai simbol harapan orangtua agar kehidupan anak-anaknya nanti selalu murah rezeki (uang), tidak pernah kekurangan makanan (beras kuning), dan mengalami kehidupan berkeluarga yang manis (permen). Harapan orangtua juga disampaikan lewat tembang Sunda yang sarat petuah pada acara saweran.
Meuleum Harupat
Meuleum harupat melambangkan harapan agar kedua mempelai selalu hidup rukun dan dijauhkan dari amarah satu sama lain. Mempelai wanita membakar harupat, setelah terbakar maka kedua mempelai bersama-sama memasukkannya ke dalam sebuah wadah berisi air supaya apinya mati. Harupat akan dipatahkan dan dibuang, sebagai simbol membuang masalah pada kehidupan.
Injak Telur
Prosesi ini juga ada dalam adat Jawa. Injak telur adalah simbol mempelai pria menyatakan kesanggupannya untuk menjadi kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab. Sedangkan mempelai wanita memperlihatkan baktinya kepada suami.
ADVERTISEMENT
Ketok Pintu
Dalam prosesi ini mempelai pria ditempatkan di luar pintu. Akan terjadi ngawih bersahut-sahutan antara petugas di dalam dan di luar rumah. Setelah itu mempelai pria mengetuk pintu rumah. Ketika pintu dibuka maka mempelai pria akan membaca kalimat syahadat sebelum masuk rumah. Ini simbol bahwa mempelai pria meminta izin memasuki keluarga mempelai wanita sebagai anggota keluarga yang baru.
Huap Lingkung
Prosesi huap lingkung adalah prosesi suap-suapan. Ibu mempelai wanita menyuapkan nasi kuning kepada putrinya, kemudian kepada menantunya. Dilanjutkan dengan ayah menyuapkan nasi kuning kepada putrinya, kemudian kepada menantunya.
Demikian sejarah pernikahan adat Sunda yang bisa menambah wawasan. Sejatinya semua upacara pernikahan adalah doa dan harapan yang terbaik untuk kedua mempelai. (KRIS)