Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Kerik Gigi dari Suku Mentawai, Sumatra Barat
11 Juli 2023 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meskipun masih termasuk Indonesia, tak banyak orang memahami tradisi ini. Oleh sebab itu, orang-orang tersebut perlu mempelajarinya di berbagai sumber agar semakin mengenali negara yang kaya akan kebudayaan ini.
Tradisi Kerik Gigi dari Suku Mentawai
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tradisi kerik gigi merupakan tradisi dari Suku Mentawai. Meskipun demikian, tak semua orang Mentawai menjalaninya karena hanya para wanita saja yang diwajibkan.
Jadi dalam kepercayaan Suku Mentawai, gigi yang runcing merupakan simbol dari kecantikan wanita. Selain itu, gigi yang dikerik menjadi salah satu tanda dewasanya seorang wanita serta dapat memberikan kedamaian dan kebahagiaan.
Karena alasan-alasan di atas, para wanita di sana perlu melakukannya saat beranjak dewasa. Ketua adatlah yang akan melakukan tradisi ini pada wanita-wanita tersebut. Berbagai alat pun akan diperlukan, seperti besi atau kayu yang sudah diasah.
ADVERTISEMENT
Namun tradisi ini dijalankan tanpa obat bius sehingga terasa menyakitkan. Tradisi ini pun berlangsung cukup lama karena ada beberapa gigi yang perlu diruncingkan. Maka dari itu, para wanita akan menggigit pisang hijau untuk menahan sakitnya.
Tradisi Lain dari Suku Mentawai
Selain tradisi kerik gigi, masyarakat Suku Mentawai juga mempunyai tradisi lain, yaitu tato. Menurut 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia, Fitri Haryani Nasution (2019: 62), tato ini terkenal dengan istilah titi dan biasanya memenuhi seluruh tubuh.
Masyarakat Suku Mentawai menato tubuhnya karena tato dipercaya sebagai busana abadi yang dapat dibawa mati. Dari beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa Suku Mentawai menato tubuhnya agar kelak setelah meninggal, dapat saling mengenal leluhurnya.
Tak seperti tradisi kerik gigi yang hanya dilakukan oleh para wanita, tradisi tato ini bisa dilakukan siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Pada umumnya, mereka akan menggunakan gambar rotan sebagai tato di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, tradisi kerik gigi merupakan tradisi dari Suku Mentawai yang mendiami Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Selain itu, Suku Mentawai juga mempunyai tradisi lainnya, yakni tato atau biasa disebut sebagai titi. (LOV)