Konten dari Pengguna

Mengenal Tradisi Tumpeng Sewu dari Suku Osing

Berita Terkini
Penulis kumparan
14 Juni 2024 20:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk tumpeng sewu. Sumber: unsplash.com/Inna Safa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk tumpeng sewu. Sumber: unsplash.com/Inna Safa
ADVERTISEMENT
Tumpeng Sewu adalah salah satu tradisi turun temurun Suku Osing di Banyuwangi. Tumpeng Sewu digelar seminggu menjelang Hari Raya Iduladha. Tradisi ini adalah salah satu tradisi suku asli Indonesia dalam menyambut Iduladha.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini adalah sebuah bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga mencerminkan kecintaan pada alam dan upaya untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar.

Mengenal Tumpeng Sewu, Upacara Selamatan Turun Temurun Suku Osing

Ilustrsi untuk tumpeng sewu. Sumber: unsplash.com/Mega Caesaria
Menurut situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tumpeng Sewu adalah upacara adat Selamatan yang dilakukan oleh warga Desa Kemitren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Upacara ini diadakan setahun sekali pada hari Kamis atau Minggu di minggu pertama bulan Besar. Tradisi ini adalah bentuk ungkapan syukur kepada penjaga desa (Buyut Cili) yang telah menjaga Desa Kemiren serta ungkapan syukur kepada Tuhan atas kesuburan pada tanah tempat tinggal mereka dan hasil panen yang melimpah.
Upacara ini diselenggarakan selama sehari meliputi tahap persiapan (memasak, menyiapkan barong), mepe atau menjemur kasur, ziarah makam Buyut Cili, arak-arakan Barong, selametan tumpeng pecel pitik, dan mocoan lontar. Lokasinya meliputi rumah, makam Buyut Cili, dan sepanjang jalan utama Desa Kemiren.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Islam Blambangan: Kisah, Tradisi, dan Literasi oleh Ayung Notonegoro (2020: 51), Tumpeng Sewu terdiri dari tiga sajian utama. Mulai yang khusus disajikan di Makam Buyut Cili, yang disajikan kepada pengarak barong, dan yang disantap bersama di sepanjang jalan kampung.
Drai tiga sajian tersebut, tumpeng yang ditujukan untuk ritual di makam Buyut Cili memiliki ciri khasnya tersendiri. Tumpeng yang disajikan adalah tumpeng dengan lauk ayam kampung yang dihidangkan dengan kuah lembarang.
Ayam lembarang ini berbahan dasar satu ekor ayam kampung dengan aneka bumbu. Bumbu yang digunakan antara lain ketumbar, cabai besar, bawang putih, kemiri, lengkuas, kencur dan kunyit yang dihaluskan lalu ditumis.
Saat tumis bumbu mengeluarkan aroma harum, kemudian dibubuhkan daun salam, gula pasir, garam, sereh, dan daging ayam yang telah dipotong-potong.
ADVERTISEMENT
Setelah bumbu terserap oleh daging, masukkan santan lalu diaduk rata hingga ayam empuk. Ayam lembarang tersebut lalu disajikan pada takir yang dibentuk dari daun pisang.
Tumpeng Sewu adalah salah satu tradisi turun temurun Suku Osing dari Banyuwangi yang harus dilestarikan. Dengan berbagai tradisi tersebut, masyarakat Suku Osing tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga melakukan penghormatan terhadap alam sekitarnya. (IND)