Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Tujuan Tradisi Memanjangkan Leher pada Suku Karen
24 Februari 2024 20:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada awalnya, tradisi memanjangkan leher pada Suku Karen bertujuan untuk melindungi perempuan dari harimau. Tradisi tersebut adalah salah satu ciri yang dimiliki oleh Suku Karen.
ADVERTISEMENT
Suku Karen adalah salah satu kelompok etnis di Myanmar. Suku Karen memiliki berbagai keunikan, salah satunya adalah tradisi memanjangkan leher.
Tujuan Tradisi Memanjangkan Leher pada Suku Karen
Menurut makalah Pesona Budaya Karen di Thailand oleh Miranda Santoso, Evlin (2018) dalam buku Kupas Tuntas Soal AKM Literasi SMA/MA/SMK/MAK oleh Afrilia Eka Prasetyawati, S.Pd dan Dr. Hariyanto, M.Pd (2021: 64), Suku Karen adalah suku yang mengungsi dari negara Myanmar ke Thailand karena kekejaman penindasan rezim militer di Myanmar.
Suku Karen adalah suku dari Myanmar yang memiliki tradisi memanjangkan leher dengan mengenakan setumpuk gelang pada leher. Para perempuan Suku Karen mengenakan gelang logam berwarna keemasan yang terbuat dari kuningan.
Selain dikenakan di leher, gelang tersebut juga dikenakan di kaki dan pergelangan tangan. Fungsinya adalah untuk membentuk leher, kaki, dan pergelangan tangan mereka agar terlihat lebih panjang seperti burung phoenix.
ADVERTISEMENT
Hal ini didasari dengan kebudayaan turun temurun dan kepercayaan bahwa perempuan Suku Karen berasal dari seekor burung phoenix yang berpasangan dengan naga (nenek moyang pria Suku Karen). Anggapan tersebut yang membuat Suku Karen memercayai bahwa perempuan akan semakin cantik jika memiliki leher yang semakin panjang.
Selain itu, tradisi memanjangkan leher pada Suku Karen bertujuan untuk melindungi karena pada mulanya mereka tinggal di wilayah pegunungan dan sering berjumpa dengan binatang buas seperti harimau dan beruang.
Binatang buas tersebut pada umumnya menyerang manusia pada bagian leher dan tenggorokan sehingga para perempuan Suku Karen mengenakan gelang-gelang pada leher sebagai pelindung dari binatang buas.
Gelang tersebut mulai dipakaikan pada perempuan Suku Karen sejak berusia 5 tahun. Pada awalnya hanya 2-3 tumpuk gelang, kemudian setiap 2-3 tahun sekali tumpukan gelang akan ditambah sampai mereka berusia 19 tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, gelang-gelang tadi digantikan dengan gelang logam yang terbuat dari besi 1 besi lonjor panjang yang dibuat melingkar atau dililitkan pada leher mereka.
Berat gelang logam pada leher perempuan dewasa mencapai 5 kg dan gelang kaki di bawah lutut masing-masing seberat 1 kg. Dengan demikian, setiap hari mereka membawa beban 7 kg. Gelang dapat dilepas tetapi proses pelepasannya tidak mudah dan hanya dilakukan saat menikah, melahirkan, dan meninggal dunia.
Kebanyakan perempuan Suku Karen meninggal saat berusia 40 - 50 tahun. Hal ini diduga karena besi-besi yang membebani tulang leher merusak susunan tulang pada organ tubuh lain. Meskipun begitu, tradisi tersebut tetap dipertahankan oleh perempuan Suku Karen karena telah menjadi adat-istiadat yang turun temurun.
ADVERTISEMENT
Jadi, tradisi memanjangkan leher pada Suku Karen bertujuan untuk terlihat seperti burung phoenix dan melindungi leher dari binatang buas. Semoga dapat menambah pengetahuan mengenai Suku Karen dan tradisi memanjangkan lehernya yang terkenal. (IND)