Konten dari Pengguna

Mengenang 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI

Berita Terkini
Penulis kumparan
14 September 2021 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi 7 perwira korban G30S PKI. Sumber: sumbarprov.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi 7 perwira korban G30S PKI. Sumber: sumbarprov.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
G30S/PKI merupakan peristiwa penggulingan pemerintahan masa presiden Soekarno yang menjadi sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Pasalnya dalam peristiwa tersebut, banyak korban yang jatuh berguguran bahkan menyebabkan 7 perwira TNI-AD terbunuh dikediamannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku IPS Terpadu oleh Nana Supriatna, Mamat Ruhimat dan Kosim (2007), tragedi yang berlangsung pada 30 September 1965 silam tersebut diawali dengan peristiwa diculiknya 7 perwira TNI sebagai upaya penggulingan presiden guna membentuk pemerintahan dengan paham komunis.

7 Korban G30S PKI yang Diabadikan Sebagai Pahlawan Revolusi

Tragedi penculikan oleh PKI yang dilakukan 55 tahun silam tersebut mengakibatkan 7 anggota perwira gugur akibat dianiyaya dan ditembak dengan jasad yang dibuang ke dalam sumur lubang buaya, Jakarta Timur. Adapun 7 perwira yang menjadi korban G30S PKI tersebut diantaranya:
ADVERTISEMENT
Atas peristiwa naas yang dialami oleh 7 korban G30S PKI, maka bangsa Indonesia menetapkan ketujuh perwira tersebut sebagai pahlawan revolusi nasional, atau secara umum mereka diabadikan sebagai Tujuh Pahlawan Revolusi atau Tuparev.
Tidak hanya mengakibatkan terbunuhnya tujuh pahlawan revolusi, peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia tersebut juga menewaskan sosok putri bungsu dari Jenderal Abdul Haris Nasution, Ade Irma Suryani Nasution yang berusia lima tahun kala itu.
Jendral Nasution yang mendapati pasukan Cakrabirawa di kediamannya mencoba melarikan untuk diri, namun naas pada saat tersebut putrinya harus kehilangan nyawa karena tertembak. Ade Irma Suryani disebutkan sempat mendapat penanganan medis, namun pada 6 ktober 1965 ia dinyatakan wafat.
Meninggalnya Ade Irma Suryani tersebut tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia, sebab gadis kecil yang tidak berdosa tersebut harus menjadi korban keganasan PKI. Untuk menghormati Ade Irma Suryani, maka namanya kini telah diabadikan menjadi nama jalan, nama taman kanak-kanak bahkan taman rekreasi di beberapa tempat. (HAI)
ADVERTISEMENT