Mengetahui Organ-Organ Penyusun Sistem Reproduksi pada Perempuan

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Agustus 2022 17:21 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Organ Organ Penyusun Sistem Reproduksi pada Perempuan  Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Organ Organ Penyusun Sistem Reproduksi pada Perempuan Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam ilmu biologi, salah satu materi yang dipelajari adalah organ-organ penyusun sistem reproduksi pada perempuan. Setiap organ tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, sistem reproduksi manusia mempelajari tentang fungsi masing-masing organ penyusunnya. Dengan mengenal fungsi setiap organ tersebut, maka Anda dapat mengetahui penyakit yang berhubungan dalam sistem reproduksi.
Walaupun terdapat perbedaan organ penyusun, penyakit sistem reproduksi pada perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan. Untuk memahami lebih jelas, simak penjelasan mengenai organ penyusun reproduksi pada perempuan hingga penyakitnya berikut ini.

Organ Reproduksi Wanita

Ilustrasi penjelasan mengenai organ-organ reproduksi wanita. Foto: Unsplash
Organ reproduksi atau organ kelamin pada perempuan terdiri atas organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Kedua organ tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya, tetapi saling berhubungan.
Dikutip dari Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas 9 oleh Anik Astari dan Lilik Nur Kholidah (2022: 14), berikut adalah organ-organ penyusun sistem reproduksi pada perempuan yang bisa dipahami.
ADVERTISEMENT

Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar

Organ reproduksi pada perempuan bagian luar antara lain vulva dan labium. Vulva adalah celah paling luar yang dibatasi oleh sepasang bibir kiri dan kanan yang disebut labium. Labium berfungsi untuk melindungi vagina.
Labium terbagi menjadi dua macam, yaitu labium mayor dan labium minor. Labium mayor adalah bibir besar yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor, terdapat lipatan labium minor atau bibir kecil yang juga berjumlah sepasang.
Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris, yakni organ erektil yang memiliki banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam

Organ-organ penyusun sistem reproduksi pada perempuan bagian dalam adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

Penyakit pada Organ Reproduksi Wanita

Ilustrasi penyakit pada organ reproduksi wanita bisa berbahaya, termasuk bagi ibu hamil. Foto: Unsplash
Gangguan atau penyakit yang menyerang sistem reproduksi wanita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, bakteri, jamur, atau bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh.
Dikutip dari Mayo Clinic dan Harvard Health Publishing, berikut adalah beberapa kelainan dan penyakit pada organ reproduksi wanita.

1. Gonore (Kencing Nanah)

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit infeksi saluran kelamin yang disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak sehat.

2. Klamidiasis (Kencing Darah)

Klamidiasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur Chlamydia trachomafis. Penyakit ini ditandai dengan keluarnya cairan keputihan encer berwarna putih kekuningan.

3. Sifilis

Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Spirochaeta Treponema pallidum. Penyakit ini ditularkan dari hubungan seksual dengan penderita sifilis, pada proses kehamilan dari ibu ke bayinya, hingga perilaku menyimpang (homoseksual).
ADVERTISEMENT

4. Herpes

Herpes genital adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2).

5. AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yakni sekumpulan gejala akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini terjadi ketika virus HIV (Human Immunodeficieny Virus) merusak sistem kekebalan tubuh manusia.

Cara Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita

Ilustrasi organ reproduksi wanita harus dijaga kesehatannya. Foto: Unsplash
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan agar organ reproduksi tetap sehat. Dikutip dari Embry Women's Health, berikut adalah beberapa cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita.

1. Membilas Vagina dengan Air Bersih

Biasakan untuk membilas vagina setiap kali selesai buang urine atau air besar sampai bersih, yaitu dengan membasuh vagina menggunakan air bersih dari arah depan ke belakang.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang tidak memahami hal tersebut sehingga cenderung membasuh organ intim dari anus ke arah vagina. Hal ini justru akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina.

2. Menggunakan Tisu untuk Membersihkan Vagina

Setelah selesai membilas vagina, gunakan tisu sekali usap sebelum mengenakan celana dalam. Pasalnya, jika sekitar organ dibiarkan lembap, maka jamur akan tumbuh dengan mudah.
Perhatikan jenis kertas tisu yang digunakan untuk membersihkan daerah vagina. Lendir dan air memang terserap dengan baik oleh tisu. Namun, tisu yang digunakan bisa saja tercemar oleh kuman dan bakteri penyebab infeksi.

3. Mengganti Celana Dalam

Gantilah celana dalam paling tidak dua kali dalam sehari, apalagi saat udara panas. Pastikan memilih celana dalam yang mudah menyerap keringat, misalnya katun.
ADVERTISEMENT
Hindari celana dalam yang terlalu ketat. Sebab, celana dalam yang ketat akan menekan otot vagina dan membuat suasana lembap, seperti celana jeans. Kelembapan dapat memberi peluang jamur tumbuh subur pada area ini.

4. Hindari Penggunaan Pantyliner Terlalu Sering

Hindari penggunaan pantyliner beraroma (parfum) atau secara terus-menerus setiap hari karena dapat menyebabkan iritasi kulit. Pantyliner hanya digunakan saat mengalami keputihan saja.

5. Memperhatikan Penggunaan Pembalut

Ilustrasi penggunaan pembalut harus diganti sesering mungkin selama menstruasi. Foto: Unsplash
Cara selanjutnya untuk menjaga kesehatan reproduksi adalah memperhatikan penggunaan pembalut. Gunakan pembalut dengan permukaan yang lembut dan kering sehingga tidak menimbulkan iritasi ketika menstruasi.
Selain itu, gantilah pembalut sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak, minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.

6. Hindari Penggunaan Cairan Pembersih Vagina

Hindari penggunaan cairan khusus pembersih organ intim secara rutin karena akan mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam vagina. Jika terlalu sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina dan memicu tumbuhnya jamur.
ADVERTISEMENT

7. Hindari Hubungan Seks ketika Haid

Hindari hubungan seks saat Anda sedang haid. Sebab, saat menstruasi dinding rahim cenderung lebih lunak, sehingga berpotensi dapat menyebabkan luka.

8. Memotong Bulu Kewanitaan

Bulu di sekitar area kewanitaan apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman. Namun, jika tidak ada bulu sama sekali, maka tidak akan ada yang melindungi organ kewanitaan dari kotoran.
Memotong bulu kewanitaan memang disarankan, tetapi cukup dengan gunting dan tidak terlalu bersih. Kebersihan organ reproduksi paling luar ini harus selalu terjaga agar tetap dalam keadaan sehat.

9. Hindari Stres Berlebihan

Hindari stres berlebihan dan beralihlah ke gaya hidup aktif dengan teratur berolahraga dan konsumsi makanan seimbang.

10. Mengonsumsi Makanan Bergizi

Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah yang kaya serat serta antioksidan. Hal ini tidak hanya membantu mencegah infeksi yang disebabkan jamur pada organ intim wanita, tetapi juga membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
(DK & SFR)