Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Nama Asli Sunan Gunung Jati, Sang Pendiri Kesultanan Cirebon
25 Juli 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nama Asli Sunan Gunung Jati, Sang Pendiri Kesultanan Cirebon
Dengan ketekunan dalam mencari Ilmu agama Islam, Syarif Hidayatullah pergi ke berbagai tempat. Seperti yang dikutip dari buku Syarif Hidayatullah, Sang Pengembang Kerajaan Cirebon karya Besta Basuki Kertawibawa (2009), Syarif Hidayatullah pergi ke Makkah untuk berguru dengan seorang yang bernama Syekh Tajudin al-Qurtubi.
Ketika sudah selesai belajar di sana, Syarif Hidayatullah tidak langsung pulang ke kampung halamannya. Beliau pergi ke beberapa tempat untuk mendapatkan ilmu agama, mulai dari Tunisia, Baghdad, Iran, Irak, dan Mesir.
ADVERTISEMENT
Saat di Mesir, beliau belajar dengan seorang ulama madzhab syafi’i yang bernama Syekh Muhammad Ataillah al-Syadzli. Atas perintah dari gurunya, Syarif Hidayatullah diminta untuk berguru ke Indonesia. Saat di Indonesia, ia berguru kepada seorang ulama asal Pasai, Aceh yang bernama Syekh Maulana Ishaq. Selanjutnya, ia belajar ke Pesantren Ampeldenta yang dipimbing oleh Sunan Ampel.
Sunan Ampel melihat potensi besar yang dimiliki Syarif Hidayatullah untuk mengembangkan dan membangun kekuatan sebuah kerajaan, sebagaimana Rakyan Darmasiksa melihat potensi pada diri Raden Wijaya.
Dengan nasihat dari Sunan Ampel, Syarif Hidayatullah diminta untuk mengembangkan Cirebon menjadi kerajaan besar dan berpengaruh. Pertimbangan ini sangat berpengaruh dalam menentukan pembagian daerah kerja Wali Songo dalam menyiarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Saat pulang ke Cirebon, Syarif Hidayatullah disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana. Syarif Hidayatullah menolah untuk tinggal di isntana Pakungwati. Beliau lebih memilih tinggal di pesantren Gunung Jati serta meneruskan kegiatan dakwah yang telah dirintis oleh Daruk Kahfi.
Pada awalnya, Syarif Hidayatullah melakukan dakwah secara diam di tempat dengan memberikan ceramah keagamaan kepada penduduk yang datang mengunjungi pesantren. Kemudian, Pangeran Cakrabuana memanggil Syarif Hidayatullah untuk berdakwah di seluruh wilayah Pajajaran. Untuk melancarkan dakwahnya, Syarif Hidayatullah diberi gelar oleh Pangeran Cakrabuana dengan nama Syekh Maulana Jati yang sehari-hari dipanggil dengan Syekh Jati.
Kemudian Syarif Hidayatullah berdakwah di daerah Banten untuk mengembangkan syiar agama Islam dengan cara memadukan budaya Arab dengan Sunda. Perpaduan ini merupakan kekuatan dalam menyebarkan agama Islam di Banten dan membuat para bangsawan masuk ke agama Islam. Dengan masuknya para bangsawan memudahkan Syarif Hidayatulah dalam menyebarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Setelah meninggalnya Pangeran Cakrabuana, kepemimpinan Kerajaan Cirebon diberikan kepada Syarif Hidayatullah. Sebagai pemimpin kerajaan dan juga pedakwah membuat ajaran Islam berkembang sangat pesar di daerah Jawa Barat. Selain itu, Kerajaan Cirebon tidak lagi harus membayar upeti kepada Raja Pakuan Pajajaran.
Demikian informasi mengenai kisah Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Dengan mengetahui kisah-kisah para Wali Songo dapat menambah pengetahuan tentang penyebaran agama Islam di tanah Jawa, terutama di daerah Jawa Barat.(MZM)
Live Update