Nama Asli Sunan Gunung Jati, Sang Pendiri Kesultanan Cirebon

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
25 Juli 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bekas dakwah Sunan Gunung Jati. Foto: unsplash.com/awan_project
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekas dakwah Sunan Gunung Jati. Foto: unsplash.com/awan_project
ADVERTISEMENT
Wali Songo merupakan 9 orang yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Para Wali sendiri ditugaskan dalam menyebarkan agama Islam di berbagai daerah, salah satunya Sunan Gunung Jati yang mendapat tugas berdakwah di Jawa bagian Barat. Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah dan juga sosok yang mendirikan Kesultanan Cirebon. Untuk mengetahui kisahnya, simak penjelasan berikut.
ADVERTISEMENT

Nama Asli Sunan Gunung Jati, Sang Pendiri Kesultanan Cirebon

Sunan Gunung Jati merupakan anak dari pasangan Sultan Syarif Abdullah bin Ali Nurul Alim dengan Nyai Rarasantang. Ayahnya merupakan seorang ulama besar. Sementara sang ibu merupakan putri dari Prabu Siliwangi.
Dengan ketekunan dalam mencari Ilmu agama Islam, Syarif Hidayatullah pergi ke berbagai tempat. Seperti yang dikutip dari buku Syarif Hidayatullah, Sang Pengembang Kerajaan Cirebon karya Besta Basuki Kertawibawa (2009), Syarif Hidayatullah pergi ke Makkah untuk berguru dengan seorang yang bernama Syekh Tajudin al-Qurtubi.
Ketika sudah selesai belajar di sana, Syarif Hidayatullah tidak langsung pulang ke kampung halamannya. Beliau pergi ke beberapa tempat untuk mendapatkan ilmu agama, mulai dari Tunisia, Baghdad, Iran, Irak, dan Mesir.
ADVERTISEMENT
Saat di Mesir, beliau belajar dengan seorang ulama madzhab syafi’i yang bernama Syekh Muhammad Ataillah al-Syadzli. Atas perintah dari gurunya, Syarif Hidayatullah diminta untuk berguru ke Indonesia. Saat di Indonesia, ia berguru kepada seorang ulama asal Pasai, Aceh yang bernama Syekh Maulana Ishaq. Selanjutnya, ia belajar ke Pesantren Ampeldenta yang dipimbing oleh Sunan Ampel.
Sunan Ampel melihat potensi besar yang dimiliki Syarif Hidayatullah untuk mengembangkan dan membangun kekuatan sebuah kerajaan, sebagaimana Rakyan Darmasiksa melihat potensi pada diri Raden Wijaya.
Dengan nasihat dari Sunan Ampel, Syarif Hidayatullah diminta untuk mengembangkan Cirebon menjadi kerajaan besar dan berpengaruh. Pertimbangan ini sangat berpengaruh dalam menentukan pembagian daerah kerja Wali Songo dalam menyiarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Saat pulang ke Cirebon, Syarif Hidayatullah disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana. Syarif Hidayatullah menolah untuk tinggal di isntana Pakungwati. Beliau lebih memilih tinggal di pesantren Gunung Jati serta meneruskan kegiatan dakwah yang telah dirintis oleh Daruk Kahfi.
Ilustrasi dakwah Sunan Gunung Jati. Foto: unsplash.com/cnone
Pada awalnya, Syarif Hidayatullah melakukan dakwah secara diam di tempat dengan memberikan ceramah keagamaan kepada penduduk yang datang mengunjungi pesantren. Kemudian, Pangeran Cakrabuana memanggil Syarif Hidayatullah untuk berdakwah di seluruh wilayah Pajajaran. Untuk melancarkan dakwahnya, Syarif Hidayatullah diberi gelar oleh Pangeran Cakrabuana dengan nama Syekh Maulana Jati yang sehari-hari dipanggil dengan Syekh Jati.
Kemudian Syarif Hidayatullah berdakwah di daerah Banten untuk mengembangkan syiar agama Islam dengan cara memadukan budaya Arab dengan Sunda. Perpaduan ini merupakan kekuatan dalam menyebarkan agama Islam di Banten dan membuat para bangsawan masuk ke agama Islam. Dengan masuknya para bangsawan memudahkan Syarif Hidayatulah dalam menyebarkan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Setelah meninggalnya Pangeran Cakrabuana, kepemimpinan Kerajaan Cirebon diberikan kepada Syarif Hidayatullah. Sebagai pemimpin kerajaan dan juga pedakwah membuat ajaran Islam berkembang sangat pesar di daerah Jawa Barat. Selain itu, Kerajaan Cirebon tidak lagi harus membayar upeti kepada Raja Pakuan Pajajaran.
Demikian informasi mengenai kisah Syarif Hidayatullah yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Dengan mengetahui kisah-kisah para Wali Songo dapat menambah pengetahuan tentang penyebaran agama Islam di tanah Jawa, terutama di daerah Jawa Barat.(MZM)