Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Nama Hari Ditimbangnya Amal Manusia di Akhirat Kelak
27 September 2022 20:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Manusia dapat melakukan setiap hal yang diinginkan. Namun, setiapnya akan dipertanggungjawabkan di hari ditimbangnya amal manusia. Hari ditimbangnya amal manusia dinamakan yaumul mizan. Tidak ada manusia yang luput dari penimbangan amalan dan tidak ada satupun orang yang akan dirugikan dari penimbangan di yaumul mizan. Lantas, apa sajakah yang kelak Allah SWT timbang yaumul mizan?
ADVERTISEMENT
Pengertian Yaumul Mizan Setelah Kiamat
Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas IX oleh Harjan Syuhada dan Fida' Abdilah (2021:23), yaumul mizan memiliki arti timbangan atau neraca amal. Mizan merupakan tindakan lanjut dari hisab atau salah satu hal yang akan terjadi di padang Mahsyar.
Timbangan yang Adil
Mizan merupakan timbangan yang paling adil yang pernah ada. Tidak ada satupun manusia akan dirugikan ketika hendak ditimbang amalnya selama masih hidup. Bahkan, sebiji sawi yang begitu kecil tetap akan terhitung pada timbangan Mizan.
Allah SWT berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ
“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)
Hal-Hal yang Ditimbang di Mizan
Para ulama berbeda pendapat akan apa yang hendak ditimbang di mizan. Namun terdapat tiga pendapat tentang permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Amal
Pendapat pertama tentang akan ditimbang kelak di mizan adalah amal. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Dua kalimat yang yang dicintai Allah ar-Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya: “Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari no. 6406 dan Muslim no. 2694)
Selain itu, terdapat hadits yang menyanggah hal yang serupa, yakni diriwayatkan oleh Abu Darda’ ra, Rasulullah SAW bersabda:
Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di mizan, melebihi akhlak yang mulia. (HR. Turmudzi 2003 dan Ibnu Hibban 481)
Orangnya
Pendapat kedua tentang yang akan ditimbang di mizan adalah orangnya. Namun bukan berat ringannya tubuh, akan tetapi keimanan yang dimilikinya. Sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.” (HR. Bukhari no. 4729 dan Muslim no. 2785)
Catatan Amal
Pendapat ketiga akan ditimbang kelak di mizan adalah buku catatan amal. Di antara dalilnya yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash ra, Rasullulah SAW bersabda:
“Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang.
Kemudian Allah berfirman, ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,’
Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’
ADVERTISEMENT
Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’
Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’
Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
Lalu Allah berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’
Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’
Allah berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan didzalimi.’
Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Allah.” (HR. Tirmudzi no. 2639 dan Ibnu Majah no. 4300)
ADVERTISEMENT
Dari ketiga pendapat di atas, tidak ada yang bertentangan. Sebab, sebuanya benar dan didukung dalil. Sebagaimana yang dijelaskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mungkin untuk dikompromikan dari semua riwayat yang ada, bahwa semuanya shahih. Di mana terkadang yang ditimbang terkadang amalnya, terkadang tempat catatan amal, dan terkadang pelaku amal. Allahu a’lam.
Itulah hapenjelasan mengenai hari ditimbangnya amal manusia, yani yaumul mizan. Semoga bermanfaat.(MZM)