Konten dari Pengguna

Nama Rumah Adat Bali serta Ciri Khasnya yang Unik

Berita Terkini
Penulis kumparan
7 Maret 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/users/xrosspoint-2162189/ - nama rumah adat bali
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/users/xrosspoint-2162189/ - nama rumah adat bali
ADVERTISEMENT
Nama rumah adat Bali dibagi berdasarkan bangunan dalam rumah tersebut, di antaranya angkul-angkul, aling-aling, pura keluarga, bale manten, bale dauh, bale sekapat, bale dangin/gede, pawaragen/paon dan lumbung.
ADVERTISEMENT
Rumah adat Bali umumnya dibangun dengan menggunakan aturan asta kosala kosali. Aturan ini kurang lebih hampir sama dengan penggunaan fengsui dalam budaya Tionghoa.
Rumah adat Bali dibangun dengan prinsip filosofi yang tinggi. Filosofi yang dianut disebut dengan Tri Hita Karana yaitu Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan. Tiga aspek ini memiliki arti hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan dengan alam / lingkungan (Palemahan) dan hubungan antar sesama manusia (Pawongan). Makanya, setiap rumah adat Bali pasti mempunyai beberapa bangunan yang berguna untuk sembahyang, tempat beristirahat dan juga tempat bercengkrama dengan sesama.

Nama Rumah Adat Bali Berdasarkan Bagiannya

Angkul-angkul
Angkul-angkul merupakan bangunan yang menyerupai gapura yang juga memiliki fungsi sebagai pintu masuk. Hal yang membedakan angkul-angkul dengan bangunan lainnya yaitu, bangunan ini memiliki atap di bagian pintu masuk.
ADVERTISEMENT
Aling-Aling
Aling-Aling adalah bangunan yang dominan sebagai pembatas antara angkul-angkul dengan pekarangan dan dipercaya berfungsi menghalangi aura negatif agar tidak masuk ke pekarangan rumah.
https://pixabay.com/users/miniwal-4649596/
Bale Manten
Bale Manten memiliki bentuk bangunan persegi panjang yang terletak di sebelah utara bangunan utama serta terdapat dua ruangan, yakni bale kanan dan bale kiri. Biasanya, rumah adat Bale Manten ini diperuntukan untuk kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah atau masih perawan. Ini merupakan bentuk perhatian keluarga kepada anak gadis agar kesuciannya terjaga.
Bale Dauh
Rumah adat Bali yang pertama adalah Bale Dauh. Bangunan ini banyak ditemui di sejumlah rumah adat Bali. Bale Dauh difungsikan sebagai ruangan untuk menerima tamu. Uniknya, bangunan Bale Dauh harus memiliki ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten yang sudah di bahas di atas. Keunikan dari Bale Dauh ini adalah jumlah tiang yang berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya, serta memiliki sebutan khusus untuk jumlah tiang tersebut. Tiang berjumlah 6 disebut sakenem. Tiang berjumlah 8 adalah sakutus atau antasari, dan jika jumlah tiangnya 9 disebut sangasari.
ADVERTISEMENT
Bale Sekapat
Bale Sekapat adalah bagian dalam rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat bersantai seluruh anggota keluarga. Keunikan rumah adat Bali ini adalah adanya empat buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga dan atapnya berbentuk pelana.
Bale Dangin atau Bale Gede
Bale Gede merupakan bagian rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan tempat menyajikan makanan khas bali yang digunakan untuk upacara adat. Letaknya ada di sebelah timur rumah utama dengan posisi lantai yang lebih tinggi dari Bale Manten. Bale Gede memiliki bentuk bangunan bujur sangkar, dengan ukuran 4,8 m x 4,8 m, dengan tinggi lantai sekitar 0,8 m dengan dua atau tiga anak tangga kearah natah atau halaman, lantai lebih rendah dari bangunan bale daja. Bangunan ini terdiri dari 12 tiang yang biasa disebut dengan sakaroras. Masing-masing balai-balai dibuat memanjang dengan kepala ke arah timur. Fungsi lainnya dari rumah adat ini adalah sering digunakan sebagai tempat membuat patung atau ukiran adat bali, serta tempat merajut pakaian.
ADVERTISEMENT
Pawaragen
Pawaragen atau Paon adalah dapur. Jika di Jawa ada pawon, di Bali ada paon. Dapur dalam rumah adat Bali terletak di barat laut atau selatan rumah. Paon dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar dan dalam. Bagian luar berguna saat hendak masak menggunakan kayu bakar, sedangkan bagian dalam berguna untuk menyimpan alat dapur dan alat makan lainnya.
Lumbung
Lumbung di Bali mempunyai nama lain yakni jineng atau klumpu. Lumbung seperti pada umumnya berfungsi untuk menyimpan makanan seperti beras, padi, jagung ataupun makanan lain yang telah dijemur. Sedangkan, bagian bawahnya dimanfaatkan untuk menyimpan gabah yang belum sempat dijemur. Bali tidak hanya menarik untuk dinikmati kawasan wisatanya. Namun, juga menarik diketahui seluk-beluk arti dari bagian bangunannya. (DNR)
ADVERTISEMENT