Konten dari Pengguna

Pemberontakan yang Berupaya Memecahkan Persatuan dan Kesatuan pada 1950-1959

Berita Terkini
Penulis kumparan
8 Desember 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Salah satu pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah, sumber gambar: unsplash/Fajar Grinanda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Salah satu pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah, sumber gambar: unsplash/Fajar Grinanda
ADVERTISEMENT
Pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah peristiwa yang kelam bagi bangsa Indonesia. Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki tingkat keberagaman yang tinggi, mulai dari suku, agama, dan budaya.
ADVERTISEMENT
Keragaman tersebut terkadang memicu perbedaan paham dan prinsip, sehingga rentan menimbulkan pemberontakan. Salah satu contoh peristiwa pemberontakan tersebut adalah Pemberontakan RMS yang terjadi pada 1950.

Pemberontakan yang Berupaya Memecahkan Persatuan dan Kesatuan pada Periode 1950-1959 adalah Apa?

Ilustrasi Salah satu pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah, sumber gambar: unsplash/Fajar Grinanda
Pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah peristiwa yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi bangsa Indonesia. Beberapa contoh pemberontakan tersebut antara lain:

1. DI/TII Sulawesi Selatan (1950)

Mengutip buku Sejarah 3 oleh M. Habib Mustopo, dkk (2006), Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Pemberontakan tersebut berlangsung cukup lama, yakni 1950-1965. Pemberontakan ini disebabkan karena adanya perbedaan pendapat antara pemerintah dengan Kahar Muzakkar.
Kahar Muzakkar selaku pimpinan KGSS menyarankan agar seluruh anggotanya dimasukkan dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. Namun, banyak dari mereka yang ditolak karena tidak memenuhi syarat.
ADVERTISEMENT

2. DI/TII Jawa Tengah (1950)

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah. Pemberontakan tersebut terjadi pada 1949-1950 yang disebabkan oleh ketidakpuasan rakyat dengan Perjanjian Renville.
Perjanjian tersebut dinilai sangat merugikan bangsa Indonesia. Akhirnya, Amir Fatah dan kelompoknya bergabung dalam NII untuk melancarkan beberapa serangan kepada TNI dan beberapa desa,

3. Pemberontakan RMS (1950)

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) merupakan gerakan separatis yang terjadi pada 25 April 1950. Dalang dari pemberontakan tersebut adalah mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT) Soumokil. Tujuannya agar wilayah Maluku lepas dari NKRI.
Kementerian pertahanan RIS menyatakan bahwa RMS harus dibasmi dengan Operasi Militer. Misi tersebut dipimpin oleh Kolonel Kawilarang yang berhasil mendaratkan pasukan sebanyak 850 orang.

4. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

APRA merupakan pemberontakan yang terjadi di Bandung pada 23 Januari 1950. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan kapten tentara Kerajaan Hindia Belanda Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL).
ADVERTISEMENT
Target pemberontakan APRA adalah Jakarta dan Bandung. Jakarta dijadikan sebagaitarget sasaran karena pada awal Januari 1950 sedang dilakukan Sidang Kabinet RIS yang membahas Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan.
Sementara itu, kota Bandung ditargetkan karena situasi kota belum sepenuhnya dikuasai pasukan Sliwangi. Sebanyak 800 APRA melawan 100 tentara Siliwangi yang menyebabkan tewasnya Letkol Adolf Lembong.
Pemberontakan yang berupaya memecahkan persatuan dan kesatuan pada periode 1950-1959 adalah pemberontakan yang bisa dijadikan renungan. Diharapkan masyarakat Indonesia lebih menanamkan rasa nasionalisme dari peristiwa-peristiwa tersebut. (DLA)