Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendirian Sekolah oleh Pemerintah Kolonial Belanda, Penerapan Politik Etis
8 Desember 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendirian sekolah oleh pemerintah kolonial Belanda merupakan salah satu penerapan politik etis. Politik etis muncul sesudah adanya kritik tentang sistem tanam paksa di Indonesia yang dilakukan oleh kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Politik etis sering disebut sebagai politik balas budi yakni suatu pemikiran yang menerangkan bahwa pemerintah kolonial Belanda memegang utang tanggung jawab moral untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Pada tahun 1899, Ratu Belanda Wilhelmina mengeluarkan kebijakan politik etis.
Pendirian Sekolah oleh Pemerintah Kolonial Belanda Merupakan Salah Satu Penerapan Politik?
Pendirian sekolah oleh pemerintah kolonial Belanda merupakan salah satu penerapan politik etis. Berdasarkan laman natotama.ac.id, terdapat tiga program utama yang disusun dalam kebijakan politik etis, yaitu irigasi, pendidikan, serta emigrasi (transmigrasi).
Adanya politik etis berdampak positif bagi bangsa Indonesia. Melalui program pendidikan dibangun sekolah-sekolah pada sejumlah daerah pada Hindia Belanda.
Dari situlah melahirkan tokoh-tokoh atau golongan pelajar yang lalu berjuang untuk mempertaruhkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pembangunan sekolah-sekolah dalam politik etis oleh pemerintah Hindia Belanda melahirkan imbas positif bagi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Adanya sekolah-sekolah sangat berperan pada pengembangan dan ekspansi global pendidikan di Hindia Belanda. Dampak positif yang diperoleh sifatnya jangka panjang bagi bangsa Indonesia dan melahirkan golongan terpelajar dan terdidik.
Golongan tadi menciptakan pemerintah Belanda semakin terancam. Lantaran memunculkan organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo dan Sarikat Islam. Bahkan sangat berperan pada pengembangan dan ekspansi global pendidikan pada Hindia Belanda.
Pada tahun 1900, berdiri sekolah-sekolah, baik buat kaum priayi juga warga biasa yang hampir merata pada daerah-daerah. Para pelajar bumiputra tidak memandang suku, ras, kepercayaan, dan perbedaan. Para pelajar lebih merasa beserta menjadi kaum bumiputra yang tertindas.
ADVERTISEMENT
Perjuangan pada masa Pergerakan Nasional yang digerakan oleh kalangan terdidik dilakukan melalui pembentukan organisasi-organisasi. Organisasi yang dibuat tidak hanya berkiprah pada bidang politik akan tetapi juga pendidikan dan sosial.
Demikianlah penjelasan dari pendirian sekolah oleh pemerintah kolonial Belanda merupakan salah satu penerapan politik etis untuk menambah wawasan pembaca.(Adm)