Konten dari Pengguna

Penduduk Thaif yang Mengurusi Penyembahan Berhala Sebelum Rasulullah saw. Datang

Berita Terkini
Penulis kumparan
21 November 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah. Foto: Unsplash/Asep Rendi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah. Foto: Unsplash/Asep Rendi
ADVERTISEMENT
Thaif merupakan salah satu tempat yang disebutkan dalam Alquran. Sebelum kedatangan Rasulullah saw., penduduknya memiliki memiliki tugasnya masing-masing. Misalnya penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah Bani Ahlaf.
ADVERTISEMENT
Terlebih, tempat tersebut memiliki kekayaan berlimpah. Akan tetapi, kekayaan tersebut malah mengakibatkan kerusakan bagi masyarakatnya.

Penduduk Thaif yang Mengurusi Penyembahan Berhala

Ilustrasi penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah. Foto: Unsplash/Mohammed Katib
Thaif merupakan kota besar yang berada 75 mil sebelah tenggara Makkah. Kota Thaif memiliki udara yang sejuk dan tanahnya yang subur.
Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah oleh Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi (2020) nama Thaif diambil dari keberadaan pagar atau tembok yang mengelilingi kota tersebut. Kota ini banyak dihuni oleh orang-orang kaya dan pemuka kaum Quraisy.
Kondisi tanah yang subur membuat masyarakatnya gemar berbuat riba, zina, dan meminum khamr. Bahkan, banyak dari mereka menyembah berhala.
Penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah Bani Ahlaf. Mereka juga yang menguasai bidang diplomasi dan militer. Salah satu alasan kenapa Bani Ahlaf menyembah berhala karena di Thaif terdapat berhala bernama Al Latta.
ADVERTISEMENT
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan:
“Al Latta adalah patung putih yang berukir. Ia ditempatkan dalam sebuah rumah di Thaif yang memiliki kelambu-kelambu dan juru kunci. Sekelilingnya terdapat halaman. Latta diagungkan oleh penduduk Thaif.”
Al Latta sendiri merupakan seorang laki-laki yang membuat adonan roti untuk para jemaah haji. Berkat jasanya tersebut, masyarakat setempat selalu memuliakan Al Latta.
Sampai-sampai setelah ia meninggal, kuburannya diziarahi masyarakat. Lambat laun, masyarakat membuat berhala dan menyembahnya.

Kisah Rasulullah saw. Hijrah ke Thaif

Ilustrasi penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah. Foto: Unsplash/djonk creative
Pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah saw. bersama anak angkatnya yang bernama Zaid bin Haritsah hijrah ke Thaif. Tujuan dari hijrah tersebut untuk meminta bantuan keluarganya di Thaif. Namun mereka menolak dan menjawab dengan kasar.
ADVERTISEMENT
Penduduk Thaif mengerahkan kaum penjahat serta para budak untuk menyerang dan melempari Rasulullah saw. dengan batu. Hal itu mengakibatkan cedera pada kedua kaki Rasulullah saw. Zaid bin Haritsah berusaha keras melindungi beliau, tetapi ia sendiri juga terluka.
Rasulullah saw. memutuskan untuk kembali ke Makkah. Beliau meninggalkan Thaif dengan hati luka. Namun Rasulullah saw. menyatakan tidak peduli dengan segala penderitaan yang dialami asalkan bukan karena kemurkaan Allah Swt.
Sesampainya di Qarnul Manazil, Allah mengutus Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Jibril memberitahu Rasulullah saw. bahwa atas izin Allah beliau dapat memerintahkan untuk menimpakan dua gunung kepada penduduk Thaif.
Namun Rasulullah saw. menolak dan berharap akan ada anak keturunan mereka yang menyembah Allah. Selain itu, Rasulullah saw. merasa lebih tenang dan tentram dengan datangnya pertolongan dari Jibril.
ADVERTISEMENT
Demikianlah informasi tentang penduduk Thaif yang mengurusi penyembahan berhala adalah Bani Ahlaf. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan tentang salah satu tempat bersejarah dalam Islam.(MZM)