Konten dari Pengguna

Pengertian dan Asal Kata Akhlak sebagai Perbuatan Manusia

Berita Terkini
Penulis kumparan
18 Februari 2023 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kata akhlak berasal dari kata. Foto: Unsplash/Imad Alassiry
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kata akhlak berasal dari kata. Foto: Unsplash/Imad Alassiry
ADVERTISEMENT
Akhlak merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi, terutama bagi umat Islam. Sifat akhlak sendiri menjadi cara seseorang agar terhindar dari keburukan. Namun yang menjadi pertanyaan, dari mana asal kata akhlak sebagai perbuatan manusia?
ADVERTISEMENT

Pengertian dan Asal Kata Akhlak

Ilustrasi akhlak baik manusia. Foto: Unsplash/Mhrezaa
Dikutip dari buku Risalah Akhlak oleh Wahid Ahmadi (2004: 13), kata akhlak secara etimologi, berasal dari bahasa Arab “khalaqa”, yang asalnya dari kata “khuluqun” yang artinya perangai, tabiat, adat dan juga sebanding kata “khalqun” yang berarti kejadian, buatan atau ciptaan. Dengan demikian, secara kebahasaan istilah akhlak dapat berarti perangai, adan, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat.
Sedangkan akhlak secara istilah adalah keadaan jiwa yang kuat melahirkan perbuatan-perbuaatan dengan mudah dan gampang tanpa butuh pemikiran dan angan-angan.
Keadaan jiwa ini boleh jadi melahirkan perbuatan-perbuatan terpuji, maka itu adalah akhlak yang baik, dan boleh jadi melahirkan perbuatan-perbuatan yang tercela, maka itulah akhlak yang buruk.

Macam-Macam Akhlak pada Manusia

Secara garis besar, sifat akhlak pada manusia dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mulia dan akhlak tercela.
ADVERTISEMENT

1. Akhlak Mulia (Al-Akhlakul Mahmudah atau Karimah)

Akhlak mulia atau akhlak terpuji adalah sikap dan tingkah laku yang mulia dan terpuji terhadap Allah, sesama manusia, dan lingkungannya.
Akhlak mulia sendiri menjadi hal yang harus dimiliki setiap manusia. Bahkan, amalan yang berpahala besar dan membuat timbangan berat adalah akhlak mulia. Sebagaimana dari Abu Darda, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2134)

2. Akhlak Tercela (Al-Akhlaqul Mazmumah)

Seperti namanya, akhlak tercela adalah sifat buruk dan tercela yang dapat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman, masyarakat, hingga hubungan dengan Allah SWT. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul mazmumah dapat mendatangkan mudharat.
ADVERTISEMENT
Bentuk akhlak tercela dibagi menjadi beberapa macam, di antaranya:
1. Namimah
Namiman adalah usaha membuat hubungan orang lain rusak dengan cara menyebar perkataan. Orang yang berbuat namiman membuat kerusakan hanya dalam waktu sesaat. Bahkan, kerusakannya melebihi tukang sihir.
2. Dusta
Dusta merupakan mengatakan yang tidak benar untuk menyesatkan. Dusta adalah pelanggaran paling serius terhadap kebenaran. Sifat yang satu ini berarti berbicara atau berbuat melawan kebenaran untuk menyesatkan orang yang mempunyai hak untuk mengetahui kebenaran.
Dusta sendiri adalah salah satu dari tanda orang-orang munafik. Sebagaimana yang dijelaskan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara, dusta; jika berjanji, tidak menepati; jika diberi amanat, ia khianat.” (HR. Muslim no. 59)
ADVERTISEMENT
3. Ghibah
Ghibah atau menggunjing adalah perbuatan membicarakan kejelekan dan keburukan orang lain. Meskipun yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan, namun perbuatan yang satu ini adalah hal yang tercela.
Ghibah dapat merusak hubungan sesama Muslim. Seperti dari hadits dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Janganlah kalian saling hasad (mendengki), janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini (beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali). Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim no. 2564)
ADVERTISEMENT
Memiliki akhlak terpuji membuat seseorang ditinggikan derajatnya di hadapan orang lain hingga amalanya akan memberatkan di hari penimbangan. Namun akhlak tercela membuat orang masuk ke dalam jurang kesesatan.(MZM)