Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Contoh Egoisme Etis dalam Kehidupan Manusia
20 Desember 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Teori mengenai egoisme etis pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf atau ahli filsafat bernama Hentry Sidgwick, yang dituliskan dalam bukunya The Methods of Ethics, 1874. Dalam buku tersebut, Sidgwick membandingkan egoisme dengan filosofi utilitarianisme. Menurutnya, jika utilitarianisme berusaha memaksimalkan kesenangan keseluruhan, egoisme hanya berfokus pada memaksimalkan kesenangan individu. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan egoisme etis dan seperti apa contoh tindakan egois tersebut dalam kehidupan manusia sehari-hari?
ADVERTISEMENT
Pengertian dan Contoh Egoisme Etis
Mengutip dari buku Etika Kerja Unggul, Kasdin Sihotang, Kanisius, pengertian egoisme etis diartikan sebagai posisi etis normatif bahwa manusia harus bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri, bahwa tindakan yang konsekuensinya akan menguntungkan si pelaku masih dapat dianggap etis.
Egoisme etis juga bisa diartikan sebagai suatu pandangan bahwa seseorang harus mengejar kepentingan diri mereka sendiri, dan tidak seorang pun memiliki kewajiban untuk mempromosikan kepentingan orang lain.
Egoisme etis dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Seorang egois etis individu akan berpendapat bahwa semua manusia harus melakukan apa pun yang menguntungkan kepentingan pribadi “saya” ( individu ). Sementara, seorang egois etis pribadi akan berpendapat bahwa ia harus bertindak demi kepentingannya sendiri dan tidak akan mengklaim apa yang harus dilakukan orang lain. Sedangkan, seorang egois etis universal akan berpendapat bahwa setiap orang harus bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Setiap orang mengejar kepentingan dirinya sendiri adalah cara terbaik untuk mempromosikan kebaikan umum. Selain oleh Sidgwick, pendapat seperti itu juga dipopulerkan oleh Bernard Mandeville (1670-1733) dalam puisinya "The Fable of the Bees" dan oleh Adam Smith (1723-1790) dalam karyanya, "The Wealth of Nations".
Pada praktiknya, egoisme etis kerap digunakan sebagai dasar filosofis untuk mendukung libertarianisme kanan dan anarkisme individualis. Dengan penekanan bahwa individu tidak boleh secara paksa mencegah orang lain menjalankan kebebasan bertindak.
Contoh egoisme etis yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah saat sedang ada ujian, salah satu siswa memilih untuk mengerjakan sendiri ujiannya dan tidak berniat untuk membantu teman-temannya yang mengalami kesusahan dalam menjawab soal. Sekarang, Anda sudah mengerti kan mengenai egoisme etis? Semoga ulasan ini bermanfaat. (DNR)
ADVERTISEMENT