Pengertian dan Manfaat Tawakal Kepada Allah SWT

Tawakal merupakan bentuk lemahnya manusia di sisi Allah. https://www.flickr.com/

Menurut An Manawi, pengertian tawakal adalah menempatkan kelemahan serta penyadaran (diri) kepada yang ditawakkali (Allah SWT). Tawakal berasal dari kata tawakkala-yatawakkalu-tawakkalan yang berarti berserah diri.

Allah berfirman dalam Alquran Surat Ibrahim ayat 11

وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Yang artinya “Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa bertawakal hanyalah kepada Allah bukan kepada yang lain. Bertawakal bukan hanya bermalas-malasan tetapi usaha atau ikhtiar secara maksimal dan diakhiri dengan bertawakal akan menghasilkan yang terbaik untuk kita.

Pengertian dan Manfaat Tawakal Kepada Allah SWT

Bekerja keras tanpa dibarengi dengan tawakal akan memberikan dampak yang buruk. Dalam buku Keutamaan dan Rahasia Tawakal karya Nakhrawie, AS (2020:29), terdapat ungkapan mengapa Allah tidak memberikan keberhasilan secara materi kepada orang yang bekerja keras, karena itu berakibat buruk baginya begitu pula sebaliknya Allah memberikan materi kepada orang yang bekerja keras karena itu baik baginya.

Mengapa bertawakal kepada Allah?

Dalam surat Al-Furqan Allah berfirman:

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ

Yang artinya: “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang hamba bertawakal kepada Allah yang tidak mati dan tidak menyembah sesuatu yang mati.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas menyatakan bahwa, ketika Nabi Ibrahim ketika akan dimasukkan dalam kobaran api (oleh raja Namrud) kalimat yang ia ucapkan adalah “Hasbunallah wa ni’maal wakil” yang berarti cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.

Manfaat dari bertawakal di antaranya:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore dalam keadaan kenyang” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim).

(MZM)