Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian dan Proses Terjadinya Sirkulasi Termohalin Menurut Ilmu Geografi
13 Agustus 2022 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara maritim yang mayoritas wilayahnya dikelilingi oleh perairan. Makanya, tidak heran jika salah satu sektor terbesar di Indonesia ada di bidang kemaritiman. Dalam ilmu geografi, tepatnya tentang oseanografi , terdapat istilah yang dikenal dengan sebutan sirkulasi termohalin. Nah, sikulasi termohalin yang melewati Indonesia umumnya berupa arus yang dipengaruhi oleh perbedaan kerapatan air laut atau densitas.
ADVERTISEMENT
Pengertian dan Proses Terjadinya Sirkulasi Termohalin
Mengutip dari buku Fundamental Oseanografi karya Defri Yona, Aida Sartimbul, dan Abu Bakar Sambah (2017:100), sirkulasi termohalin adalah arus laut yang terjadi akibat densitas air yang dipengaruhi oleh suhu dan juga salinitas atau kadar garam di air laut. Secara umum, sirkulasi termohalin ini lebih lambat di arus permukaan, tetapi mempunyai skala yang besar. Adapun sirkulasi termohalin yang melewati Indonesia umumnya berupa arus yang dipengaruhi oleh perbedaan kerapatan air laut.
Tepat di Samudra Hindai air densitas tinggi dari Atlantik ditarik oleh aliran air densitas rendah dari Pasifik Tropis. Air hangat dari Pasifik tersebut akan melewati Indonesia dalam sirkulasi termohalin. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya pertukaran air secara vertikal, di mana air laut dengan densitas tinggi tenggelam dan air laut dengan densitas rendah naik ke atas.
ADVERTISEMENT
Perbedaan densitas inilah yang kemudian menciptakan pergerakan arus yang lambat dan disebut dengan sirkulasi termohalin. Meskipun pergerakannya lambat, namun sirkulasi termohalin mampu menggerakkan kolom air di Samudra Arktik, Atlantik, Hindia, dan Pasifik, membentuk sabuk konveyor. Sehingga, sirkulasi termohalin juga sering disebut dengan sabuk konveyor global.
Sebenarnya air laut tidak mempunyai densitas atau kerapatan yang homogen. Sebab, kerapatan air laut berbeda-beda tergantung dengan salinitas atau kadar garam dan suhu dari air laut tersebut. Jika salinitas tinggi dengan suhu rendah, maka akan membuat air laut mempunyai densitas yang tinggi. Sedangkan jika salinitas rendah dengan suhu yang tinggi, maka akan membuat air laut mempunyai densitas yang rendah.
Demikian pengertian tentang sirkulasi termohalin yang kerap terjadi di air laut. Semoga bermanfaat. (Anne)
ADVERTISEMENT