Konten dari Pengguna

Pengertian Sugihan Bali dan Maknanya bagi Masyarakat Hindu Bali

Berita Terkini
Penulis kumparan
2 Juni 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
illustrasi pengertian sugihan bali. sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
illustrasi pengertian sugihan bali. sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Umat Hindu Bali tentunya tak lagi asing dengan istilah Sugihan Bali dan Sugihan Jaba. Sugihan ini merupakan rangkaian dari upacara hari raya suci Galungan. Biasanya dimulai dengan Tumpek Wariga/Tumpek Pengarah/Tumpek Pengatag, kemudian diikuti oleh Sugihan Jaba, lalu Sugihan Bali, hari raya Penyekeban, dan Hari Raya Penyajan. Sebenarnya apa itu Sugihan Bali dan seperti apa maknanya bagi masyarakat Hindu Bali?
ADVERTISEMENT

Pengertian Sugihan Bali dan Maknanya dalam Ajaran Hindu Bali

Sugihan sendiri berasal dari kata sugi yang berarti membersihkan, sedangkan Bali sendiri berarti kekuatan dalam diri. Menurut buku Kreatif Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IV untuk SD (n.d:66) karya Dewa Artana, pada hari Sugihan Bali, umat Hindu menyucikan diri sendiri atau Bhuana Alit untuk menyambut hari raya Galungan. Upacara ini dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang, sehari setelah Sugihan Jaba.
Terdapat sedikit hal yang rancu di masyarakat terkait pengertian Sugihan Jaba dan Sugihan Bali. Di beberapa daerah, Sugihan Jaba juga dikenal sebagai sugihan Jawa. Banyak yang berpendapat bahwa Sugihan Jawa ini dilakukan oleh keturunan Jawa/Majapahit, sedangkan Sugihan Bali dilakukan oleh keturunana Bali asli.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa pembersihan Sugihan Jaba adalah pembersihan Bhuana Agung atau alam semesta, sedangkah Sugihan Bali dilakukan untuk pembersihan Bhuana Alit atau diri sendiri.
illustrasi pengertian sugihan bali. sumber: unsplash.com

Makna Sugihan Bali dalam Ajaran Hindu Bali

Sugihan Bali sendiri bermakna penyucian Bhuana Alit atau diri sendiri sehingga bersih dari perbuatan yang ternoda atau pembersihan lahir batin. Pembersihan ini dapat dilakukan dengan penglukatan, menggunakan sarana bungkak nyuh gading, dengan adanya kesucian lahir batin itu, umat lebih bisa memaknai Hari Suci Galungan sebagai kemenangan Dharma.
Selain itu dalam Mitologi Bhuta Kala, dalam menyambut hari raya Galungan, Dewa Siwa menugaskan para Bhuta untuk menggoda para manusia. Dengan demikian manusia sebaiknya membersihkan diri sendiri dari godaan para Bhuta agar memahami arti kemenangan dharma melawan adharma di hari raya Galungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Semoga artikel ini bermanfaat untuk semeton. Suksma. (AGI)