Konten dari Pengguna

Pengertian Sugihan Jawa sebagai Rangkaian Hari Raya Gulungan dan Kuningan

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 Juni 2022 22:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengertian Sugihan Jawa dalam rangkaian Hari Gulungan dan Kuningan umat Hindu Bali. Foto: unsplash.com/rubenhutabarat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengertian Sugihan Jawa dalam rangkaian Hari Gulungan dan Kuningan umat Hindu Bali. Foto: unsplash.com/rubenhutabarat
ADVERTISEMENT
Sebagai daerah dengan mayoritas masyarakatnya beragama Hindu, Bali memiliki beragam perayaan dalam melaksanakan Hari Raya Gulungan dan Kuningan. Saat perayaan hari besar umat Hindu tersebut terdapat berbagai serangkaian acara yang perlu diikuti, salah satunya adalah Sugihan Jawa. Lantas apa pengertian Sugihan Jawa yang dilaksanakan masyarakat beragama Hindu di Bali? Berikut penjelasnnya.
ADVERTISEMENT

Pengertian Sugihan Jawa sebagai Rangkaian Hari Raya Gulungan dan Kuningan

Setiap 6 bulan sekali, umat Hindu di Bali mempiringati Hari Sugihan Jawa. Upacara tersebut dilaksanakan untuk memperingati persembahyangan di Marajan atau tempat suci yang berada di masing-masing rumah.
Dikutip dari buku Widya Dharma Agama Hindu karya I Wayan Midastra DKK (2007:51), jika dilihat dari utar arti katanya, kata Sugihan Jawa berasal dari kata sugi yang artinya dan jawa yang artinya luar. Sehingga, bisa dikatakan bahwa Sugihan Jawa atau yang disebut Sugihan Jaba merupakan pemerastistaan (pembersihan) bhuan agung (alam semesta).
Sugihan Jawa sendiri merupakan bagian dari serangkaian pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang dimulai pada Saniscara kliwon wuku wariga atau yang dikenal sebagai tumpek wariha (25 hari).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi perayaan Sugihan Jawa. Foto: unsplash.com/rubenhutabarat
Upacara Sugihan sendiri terdiri menjadi dua, yakni Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, di mana Sugihan Jawa dilaksanakan setiap Wraspati Wage Wuku Sungsang. Upacara selamatan ditunjukan kehadapan Sang Hyang Dharma untuk memohon kesucian alam semesta dan kesucian bhuana alit (umat manusia) agar terhindat dari kesengsaraan.
Sementara Sugihan Bali dilaksanakan pada Sukra Kliwon Sungsang. Berbeda dengan Sugihan Jawa, Sugihan Bali merupakan cara upacara yang bertujuan untuk menyucikan buana alit atau manusia secara sakala dan niskala, sehingga bersih dari perbuatan-perbuatan yang ternoda dan pembersih lahir dan batin.
Sakala adalah membersihkan pengalih atau tempat-tempat Ngereta atau maulung, yakni pekerjaan merabas atau mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar pelinggih.
Sedangkan Niskala adalah pembersihan dengan jalan mengaturkan upacara banten penerebuan dan prayassita sebagai lambang penyucian. Semua hal ini dilakukan kepada Ida Batara, para leluhu terdahulu, dan para dewa yang beristana di masing-masing pelinggih atau pura. Masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa pada saat Sugihan Jawa dilakukan, para dewa turun diiringi dengan para leluhur untuk menerima persembahyangan.
ADVERTISEMENT
Itu dia penjelasan singkat tentang pengertian Sugihan Jawa dalam rangkaian pelaksanaan Hari Raya Gulungan dan Kuningan yang dilaksanakan umat Hindu di Bali. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Anda tentang keanekaragaman budaya di Indonesia. (MZM)