Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Teori Koneksionisme Lengkap dengan Contohnya
22 Desember 2023 18:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang berlangsung dua arah. Untuk merancang kegiatan yang menarik, ada beberapa teori belajar yang bisa digunakan. Salah satunya teori koneksionisme.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah teori pembelajaran, stimulus dan respon sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Stimulus adalah lingkungan tempat anak belajar, dan respon adalah akibat atau dampaknya.
Pengertian Teori Koneksionisme
Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun Behaviorisme. Dikutip dari buku Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Tim Pengembang UPI (2007: 140), teori yang dikemukakan oleh Thorndike (1913) setelah ia mengadakan eksperimen terhadap hewan. Pengertian teori koneksionisme adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Ia berpendapat bahwa proses belajar pada hewan dan manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsi-prinsip atau hukum-hukum yang sama. Proses belajar terjadi karena adanya hubungan (bond, connection) antara kesan infera dengan kecenderungan bertindak.
Proses belajar seperti ini disifatkan sebagai “learning by selection” atau lebih populer disebut “trial and eror learning”. Dari teori dasar ini dikemukakan tiga hukum belajar, antara lain sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Hukum ini menjelaskan kesiapan seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan. Seorang anak yang mempunyai kecenderungan untuk bertindak atau melakukan kegiatan tertentu kemudian melakukan kegiatan tersebut, maka tindakannya akan melahirkan kepuasan bagi dirinya. Tindakan-tindakan lain yang dia lakukan tidak menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
2. Hukum Latihan (Law of Exercise)
Hukum ini menyatakan bahwa jika hubungan stimulus-respon sering terjadi, akibatnya hubungan akan semakin kuat. Sedangkan makin jarang hubungan stimulus-respon dipergunakan, maka makin lemah hubungan yang terjadi.
Hukum latihan pada dasarnya menggunakan dasar bahwa stimulus dan respon akan memiliki hubungan satu sama lain secara kuat. Jika proses pengulangan sering terjadi, makin banyak kegiatan ini dilakukan maka hubungan yang terjadi akan bersifat otomatis.
Seorang anak yang dihadapkan pada suatu persoalan yang sering ditemuinya akan segera melakukan tanggapan secara cepat sesuai dengan pengalamannya pada waktu sebelumnya.
ADVERTISEMENT
3. Hukum Akibat (Law of Effect)
Hukum ini menjelaskan bahwa apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus dan respon diikuti oleh suatu kepuasan, maka asosiasi akan semakin meningkat.
Hal ini berarti bahwa kepuasan yang terlahir dari adanya ganjaran dari guru akan memberikan kepuasan bagi anak, dan anak cenderung untuk berusaha melakukan atau meningkatkan apa yang telah dicapainya itu.
Contoh Teori Koneksionisme
Berikut adalah contoh penggunaan teori koneksionisme dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Itulah uraian mengenai pengertian teori koneksionisme dan contohnya yang bisa digunakan sebagai referensi. Dalam proses pembelajaran, teori yang digunakan bisa berbeda-beda. (Umi)