Penjelasan Kedudukan Profesi Guru dalam Agama Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
10 November 2022 17:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kedudukan guru dalam agama Islam. Foto: Unsplash/Husniati Salma
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kedudukan guru dalam agama Islam. Foto: Unsplash/Husniati Salma
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam! Guru merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Tanpa ada guru, anak tidak akan mengetahui ilmu pengetahuan dan menjadi seseorang yang terbelakang. Dengan jasa yang begitu besar dan mulia, guru memiliki tempat yang sangat terhormat. Bahkan, dalam agama Islam, guru memiliki tempat istimewa. Lantas, bagaimana kedudukan guru dalam agama Islam?
ADVERTISEMENT

Penjelasan Kedudukan Profesi Guru dalam Agama Islam

Guru bukanlah sekadar profesi saja. Akan tetapi menjadi orang yang memiliki tugas untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan menghapuskan orang dari kebodohan. Mereka sudah sepatutnya mereka mendapatkan banyak kebaikan, di antaranya:
Dengan kebaikan dalam mengajarkan nilai kehidupan dan ilmu yang bermanfaat. Hasilnya adalah kebaikan dapat diterima oleh yang menerima ilmu dan juga yang mengajarkannya.
Allah SWT bersabda,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya, “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
ADVERTISEMENT
Apabila murid menjalankan amalan yang diajarkan oleh gurunya, ia akan mendapatkan pahala yang setara murid yang melakukan kebaikan tanpa mengurangi amalan yang didapatkan. Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017)
Ilustrasi cara memuliakan guru dalam agama Islam. Foto: Unsplash/Husniati Salma

Cara Memuliakan Guru

Sebagai bentuk rasa syukur dari ilmu yang telah didapatkan, maka sudah sepantasnya untuk memuliakan guru. Misalnya yang dijelaskan Badruddin Ibnu Jama’ah dalam kitab Tadzkiratu Sami' wa Mutakallim fi Adabi 'Alim wa al-Muta'allim yakni:
ADVERTISEMENT
أن ينظره بعْي اإلجالل
“Hendaknya memandang syaikh (guru) dengan mata penghormatan”
Mengutip dari skripsi Pemikiran Ibnu Jama’ah Tentang Etika Peserta Didik oleh Bayu Arya Witanto (2021:59), salah satu bentuk menghormati dan memuliakan guru adalah dengan tidak memanggil nama guru dengan kata sapaan seperti bersama teman. Tetapi, memanggil nama guru dengan menambah sesuatu yang menunjukkan penghormatan.
Tujuannya adalah menekankan adab kepada murid agar tidak memandang remeh apalagi menyepelakannya.
ان يشكر الشيخ على تو قيفو على ما فيو فضيلة , وعلى توبيحو على ما فيو نقيصة
“Hendaknya berterima kasih kepada syaikh (guru) karena telah menunjukkan padanya keutamaan dan meluruskan kekurangan”
Seorang murid hendaknya berterima kasih kepada guru, karena guru yang sangat berjasa dan memberi pengetahuan dengan sabar. Salah satu bentuk rasa terima kasih kepada guru adalah memiliki itikad baik terhadap guru. Tujuannya adalah menghindari ujub atau rasa lebih hebat ketika sudah memiliki ilmu.
ADVERTISEMENT
Sebagai sosok yang telah berperan besar dalam kehidupan kita, maka sudah semestinya kita memuliakan guru. Bahkan, agama Islam telah menunjukkan bahwa guru adalah sosok yang memiliki derajat yang tinggi dan perlu dihormati.(MZM)