Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Penulisan Mana yang Benar antara Seringkali atau Sering Kali?
29 September 2022 18:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia sering kali tidak sadar menuliskan sebuah kata ataupun frasa secara tidak baku. Padahal, kesalahan penulisan membuat salah makna perubahan standar. Misalnya saja kata seringkali atau sering kali. Lalu, manakah dari kedua kata tersebut, manakah yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia?
ADVERTISEMENT
Penulisan Mana yang Benar antara Seringkali atau Sering Kali?
Sebelum membahas antara seringkali atau sering kali, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan.
Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia karya Widya Fitriantiwi, dkk (2020:38), kata "ejaan" berasal bari bahasa Arab hija' menjadi eja yang mendapat akhiran -an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa lisan.
Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahasa lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen.
Ejaan merupakan seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
ADVERTISEMENT
Ejaan sendiri harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Dalam ejaan, terdapat beberapa cara penulisan kata, salah satunya adalah gabungan kata.
Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk merupakan hasil proses komposisi (penggabungan). Artinya, penggabungan dua kata yang menimbulkan kata baru. Sebagai kata baru, kesatuan tersebut mempunyai makna baru, sedangkan makna lama dari baguan-baguannya hilang.
Salah satu gabungan kata yang masyarakat Indonesia sering salah adalah seringkali atau sering kali.
Seringkali atau Sering Kali?
Lalu, bagaimana penulisan yang benar?
Penulisan yang benar dari kata tersebut adalah sering kali (dengan sepasi).
Nah, sekarang sudah mengetahui bagaimana penulisan antara seringkali atau sering kali bukan? Sekarang, jangan lagi salah dalam menuliskan kata tersebut agar tidak terjadi kebingungan hingga menjadi kebiasaan?(MZM)
ADVERTISEMENT