Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Konten dari Pengguna
1 Februari 2023 19:10
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Sumber: www.unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Sumber: www.unsplash.com.
Gerakan Non-Blok (GNB) tidak bisa dipisahkan dari Indonesia, karena GNB bermula dari Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1955. Indonesia memiliki peran sangat besar di awal pembentukan GNB. Setelah puluhan berlalu, apa peran Indonesia dalam gerakan non-blok?

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok di Awal Pembentukan

Dikutip dari artikel-artikel di laman www.kemlu.go.id, kronologi Pembentukan Gerakan Non-Blok adalah sebagai berikut:
  1. 29 April – 2 Mei 1954 diselenggarakan Konferensi Kolombo (Srilanka), yang dihadiri pemimpin Indonesia, India, Srilanka, Pakistan dan Burma. Pertemuan ini menghasilkan 5 pilar yang menjadi basis GNB.
  2. 28 - 29 Desember 1954 diselenggarakan pertemuan di Istana Bogor, Indonesia.
  3. 18 April – 25 April 1955 diselenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Indonesia, yang dihadiri perwakilan 29 negara. KAA menghasilkan Dasa Sila Bandung yang menjadi prinsip-prinsip utama GNB.
  4. 1 - 6 September 1961 diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB) I, yang sekaligus merupakan pencanangan GNB. KTT GNB ini dihadiri 25 negara, termasuk Indonesia.
Dalam kronologi tersebut, Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok sejak dimulainya prakarsa hingga pencanangan GNB. Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah GNB ke X tahun 1992 dan menghasilkan Pesan Jakarta yang berisi sikap Indonesia terhadap masalah hak azasi manusia, demokrasi dan kerjasama pasca perang dingin.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok Sekarang

Ilustrasi peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Sumber: www.unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Sumber: www.unsplash.com.
Sejak Perang Dingin usai dan tidak ada lagi rivalitas barat - timur, GNB dianggap sudah tidak relevan. Namun Indonesia berpendapat bahwa GNB yang tidak berpihak masih bisa berperan menghadapi isu-isu terkini.
Dikutip dari www.voaindonesia.com, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan bahwa saat ini dunia dihadapkan pada 3 masalah besar, yaitu:
  1. iklim
  2. COVID 19
  3. perang
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan Global Crisis Response Group (GCRG). Selanjutnya Retno Marsudi mengatakan bahwa 3 masalah besar tersebut hanya bisa diatasi dengan perdamaian dan kolaborasi.
Dikutip dari laman www.kominfo.go.id, pernyataan tersebut sebenarnya sudah didahului dengan ajakan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat solidaritas dan mempererat kerjasama menghadapi COVID 19 dalam KTT Virtual GNB dari Istana Bogor. KTT tersebut sekaligus menyambut Perayaan 60 Tahun GNB dan Peringatan 65 Tahun Dasasila Bandung pada tahun 2020 lalu, ketika COVID 19 belum tertangani dengan baik.
Presiden Indonesia menyatakan bahwa dahulu GNB menghadapi musuh bersama berupa imperialisme dan neokolonialisme. Peran Gerakan Non-Blok sekarang adalah menghadapi musuh bersama dalam bentuk berbeda, antara lain COVID 19. (LUS)