Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Kalender Jawa dan Kalender Islam Lengkap
15 Februari 2021 20:33 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Kalender Jawa, sumber: dok. Kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1613395510/efffqwuw9davqwayninj.jpg)
ADVERTISEMENT
Meski mirip, ternyata terdapat perbedaan kalender Jawa dan kalender Islam dalam penerapannya. Mulai dari jumlah hari dan angka tahunnya, kedua kalender ini punya ketidaksamaan. Meski demikian, keduanya tetap dipakai dan dijadikan rujukan oleh para penduduk Indonesia, terutama untuk sesepuh yang masih menganut Kejawen.
ADVERTISEMENT
Sifat Antara Penanggalan atau Kalender Jawa dan Hijriyah
Dari buku Horoskop Jawa oleh Suroso Aji Pamungkas (2009: 73), Kalender Jawa mulai dikenal sejak tahun 78 sesudah Masehi di Pulau Jawa.
Penanggalan Jawa dimulai sejak Kesultanan atau Kerajaan Mataram yang menggabungkan kalender Islam, adaptasi dari kalender Julian dari Barat, dan campuran dengan penanggalan Hindu. Kalender Jawa merupakan kalender matematis yang mirip dengan kalender masehi. Sedangkan kalender Islam atau hijriyah lebih banyak mengadaptasi dari sistem astronomi meski juga dapat diperhitungkan.
Jumlah Hari dalam Kalender Jawa dan Kalender Islam
Sistem kalender Jawa sudah ditentukan yakni sejumlah 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari pada bulan genap. Hal ini berbeda dengan bulan dalam kalender Islam yang penentuan awal bisa dilihat dari fenomena hilal atau bulan, seperti pada penentuan awal Ramadan dan Syawal.
ADVERTISEMENT
Pada kalender Jawa dikenal dengan nama hari dalam satu pekan 5 pasaran yakni Pon, Legi, Pahing, Wage, dan Kliwon. Pada kalender Islam, jumlah hari dalam sepekan ada 7 seperti pada kalender masehi secara umum.
Perhitungan Kalender Jawa Pernah Dikoreksi
Ketimpangan yang terjadi dalam perhitungan dengan kalender Islam , membuat kalender Jawa mengalami beberapa rombakan. Penanggalan Jawa dikoreksi setiap 120 tahun sekali. Siklus ini kemudian dikenal dengan sebutan Kurup. Hingga kini baru diketahui ada 3 kurup. Kurup pertama 1 Sura 1627 jatuh pada Kamis Kliwon.
Surup ke dua jatuh pada 120 tahun setelahnya jatuh pada hari Rabu Wage, kemudian dikenal sebagai Aboge. Surup ke tiga yakni pada 1 Sura 1867 jatuh pada Selasa Pon kemudian dikenal dengan nama Asapon. Hingga kini Asapon yang dijadikan patokan kalender Jawa. Pada kalender Islam tidak mengalami perubahan karena berdasarkan pada aspek astronomis.
ADVERTISEMENT
Mengerti perbedaan kalender Jawa dan kalender Islam tentu akan menjadikanmu lebih terbuka wawasan. Keduanya juga dimasukkan dalam kalender masehi di Indonesia. Meski hampir serupa, perbedaan keduanya tak terlalu signifikan. Kamu yang biasa terlibat dengan para sesepuh pasti akan lebih mudah mengenalinya.(ANG)