Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Perbedaan Pantun dan Seloka Lengkap dengan Contohnya
1 November 2022 17:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perbedaan Pantun dan Seloka Lengkap dengan Contohnya
Pantun dikenal sebagai salah satu karya sastra puisi lama yang disusun dengan rima tertentu. Biasanya pantun digunakan masyarakat Indonesia untuk menyampaikan suatu pesan atau bahkan perasaan yang dimilikinya.
Lebih lengkap, pemaparan mengenai pengertian pantun dijelaskan dalam buku berjudul Sastra Indonesia Lengkap yang disusun oleh Tim Sastra Cemerlang (2018:33) menyebutkan bahwa pantun merupakan puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b.
Tertulis dalam buku tersebut juga dipaparkan bahwa nama “Pantun” berasal dari bahasa jawa kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun juga merupakan sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah namun juga memiliki makna yang penting. Maka tak heran jika pantun memiliki beberapa jenis yang digunakan sesuai dengan tujuannya. Berikut ini adalah salah satu contoh pantun:
ADVERTISEMENT
Hampir sama dengan pantun, seloka juga terdiri dari empat baris. Namun, saloka berbeda dengan pantun. Penjelasan lengkap mengenai pengertian seloka dipaparkan dalam buku berjudul Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Nur Indah Sholikhati (2019: 137).
Dikutip dari buku tersebut bahwa seloka yang juga dikenal sebagai pantun berkait merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan. Seloka tidak lain merupakan pantun rantai atau pantun berkait.
Umumnya, orang Melayu menggunakan seloka untuk mengkritik semua kelakukan negatif anggota masyarakat tanpa harus menyinggung perasaan dari individu yang bersangkutan. Karya sastra satu ini memiliki beberapa bait yang saling berhubungan, baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama pada bait selanjutnya, sedangkan baris keempat pada bait pertama menjadi baris ketiga pada bait selanjutnya.
Jadi, perbedaan bait pertama dan bait selanjutnya terletak pada satu baris sampiran (baris kedua) yang pada satu baris isi (baris keempat) bait selanjutnya. Berikut ini salah satu contoh seloka:
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemaparan tersebut, kita dapat mengetahui perbedaan pantun dan seloka terdapat pada jumlah bait. Pantun terdiri dari satu bait dengan empat larik. Sedangkan seloka terdiri lebih dari satu bait. Dengan mengetahui apa perbedaan pantun dan seloka, Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi jenis karya sastra yang Anda baca. (DAP)