Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Perbedaan Pembelajaran di SMA dengan Pembelajaran di Perguruan Tinggi
25 September 2022 17:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa perbedaan dalam pembelajaran di SMA/sederajat dengan pembelajaran di perguruan tinggi? Kehidupan akademik di SMA dan perguruan tinggi memiliki sejumlah perbedaan, baik dari segi kultural, administrasi, kurikulum, dan lain sebagainya. Banyak orang menganggap bahwa momen ketika SMA adalah masa-masa terbaik dalam hidup. Setelah lulus, kita akan dihadapkan dengan beragam pilihan hidup, seperti bekerja atau kuliah. Jika memilih untuk kuliah, maka jangan mengira bahwa kehidupan di masa tersebut santai dan tidak ada beban layaknya di sinetron. Kamu akan menemukan tantangan hidup yang lebih besar dibanding masa SMA. Lalu, apa saja perbedaan dari kedua jenjang pendidikan tersebut? Simak pemaparannya di artikel ini.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Kehidupan Kuliah dan SMA
Apa saja perbedaan kehidupan kuliah dan SMA ? Inilah beberapa perbedaan yang perlu kamu ketahui:
1. Mata Pelajaran
Saat duduk di bangku SMA, semua mata pelajaran telah dikelola oleh sekolah dan para siswa wajib mengikuti mata pelajaran tersebut. Sedangkan di perkuliahan, mahasiswa diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri mata kuliah yang ingin diambilnya di setiap semester.
Mengutip buku Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Teknik Jurusan Teknik Arsitektur oleh Handayani (2016), dunia perkuliahan menerapkan sistem kredit semester (SKS). Setiap kredit semester ini akan menentukan jam tatap muka, mengulang materi, dan lain-lain.
2. Jumlah Siswa di Kelas
Kelas di SMA biasanya diisi dengan 30-40 siswa dan jumlah tersebut tidak berubah, kecuali ada siswa yang keluar atau masuk sebagai siswa pindahan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kelas di perguruan tinggi menerapkan sistem moving class yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berada di kelas yang sama dengan mahasiswa dari angkatan dan jurusan yang berbeda. Dengan kata lain, setiap teman sekelas kamu akan berubah di setiap mata kuliah.
3. Peran Guru atau Dosen
Guru di SMA cenderung memberikan perhatian yang lebih kepada siswanya, baik saat mengabsen, memberikan tugas, ujian, remidi, dan lain sebagainya. Sedangkan dosen juga melakukan rutinitas yang sama tersebut. Hanya saja, jika mahasiswa tidak melakukan absen, mengikuti ujian, atau mengumpulkan tugas, maka dosen tidak akan terlalu peduli dengan ketidakdisiplinan tersebut. Segala konsekuensinya akan ditanggung oleh mahasiswa.
4. Sistem Belajar
Sistem belajar di SMA memiliki aturan masuk jam 7 dan pulang pukul 2 siang dalam waktu 5 hari dalam seminggu. Ada pula beberapa sekolah yang menerapkan masuk selama 6 hari dalam seminggu. Inni merupakan ketentuan yang sudah baku dan cukup sulit untuk dirubah.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sistem belajar di perkuliahan cenderung lebih fleksibel dan tidak tetap layaknya SMA. Setiap jurusan dan kelas memiliki jam masuk dan mata kuliah yang berbeda-beda. Dalam sehari, jam masuk kuliahnya juga tidak tentu dan masuknya tidak setiap Senin-Sabtu. Bahkan, dosen bisa dilobi agar jam mengajarnya dimajukan atau diundur atas kesepakatan bersama.
Perubahan dari SMA ke kuliah hendaknya tidak terlalu dikhawatirkan karena itu adalah proses yang memang harus dilalui. Dengan begitu, diharapkan kamu bisa tumbuh menjadi manusia pembelajar yang mampu beradaptasi di segala kondisi. (DLA)