Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Pemilu yang Dilakukan pada Masa Orde Baru dengan Masa Kini
15 Februari 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan salah satu kegiatan demokrasi yang rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Tentu saja pelaksanaan Pemilu saat ini memiliki sejumlah perbedaan dibanding pemilu pada masa Orde Baru. Sayangnya, banyak orang yang kesulitan saat diminta untuk jelaskan perbedaan antara pemilu yang dilakukan pada masa Orde Baru dengan masa kini.
ADVERTISEMENT
Padahal materi tentang pelaksanaan Pemilu dari masa ke masa sudah ada dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maupun sejarah. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengenali perbedaan antara kedua masa ini.
Perbedaan antara Pemilu yang Dilakukan pada Masa Orde Baru dengan Masa Kini
Mengutip dari buku Pengantar Hukum Pemilihan Umum, Fajlurrahman Jurdi (2018:1), pemilihan umum adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Adapun jabatan ini sangat beragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkatan, hingga kepala desa.
Lantas, apa perbedaan antara pemilu yang dilakukan pada masa Orde Baru dengan masa kini? Berikut penjelasan selengkapnya yang bisa disimak.
1. Pemilu pada Masa Orde Baru
a. Dominasi Partai Tunggal
Pada masa Orde Baru, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia diperintah oleh sistem partai tunggal, yakni Golkar. Hal inilah yang membuat pelaksanaan Pemilu berada di bawah kendali Golkar. Sementara partisipasi partai politik lain dibatasi sehingga menciptakan dinamika politik yang terpusat.
ADVERTISEMENT
b. Keterbatasan Kebebasan Berekspresi
Masa Orde Baru juga ditandai dengan keterbatasan kebebasan berekspresi dan asosiasi politik. Pasalnya, partai oposisi diawasi ketat dan kritik terhadap pemerintah bisa berujung pada sanksi. Alhasil, Pemilu dianggap hanya sebagai alat legitimasi pemerintah daripada platform demokrasi sejati.
c. Manipulasi Hasil Pemilu
Pemilu pada masa Order Baru sering kali dituding mengalami manipulasi hasil dengan klaim bahwa Golkar selalu menang dengan margin persentase yang sangat besar. Hal inilah yang membuat proses Pemilu tidak selalu mencerminkan aspirasi rakyat yang sebenarnya, tetapi lebih kepada sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan.
2. Pemilu pada Masa Kini
a. Pluralisme Partai Politik
Setelah era reformasi, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi multipartai. Hal ini yang menyebabkan keberagaman partai politik jadi semakin berkembang. Adanya pluralisme juga memberi ruang bagi ideologi dan representasi yang lebih bervariasi sesuai dengan preferensi masyarakat.
ADVERTISEMENT
b. Kebebasan Politik dan Berekspresi
Masyarakat saat ini dapat menikmati kebebasan politik dan berekspresi yang lebih luas. Media massa dan aktivis politik bisa menyuarakan pendapat mereka tanpa perlu takut represi seperti pada masa Orde Baru.
c. Transparansi dan Pengawasan
Pelaksanaan Pemilu kini lebih transparan dengan adanya keterlibatan lembaga pengawas independen, seperti KPU. Langkah transparan ini bertujuan untuk mencegah manipulasi hasil suara dan juga meningkatkan kepercayaan masyarakat, terhadap integritas pemilu.
Demikian ulasan tentang perbedaan antara pemilu yang dilakukan pada masa Orde Baru dengan masa kini. (Anne)