Perbedaan Wawangsalan dan Paparikan dalam Budaya Sunda

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2021 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan wawangsalan dan paparikan. Sumber foto : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan wawangsalan dan paparikan. Sumber foto : pexels.com
ADVERTISEMENT
Dalam karya sastra budaya Sunda kita mengenal istilah sisindiran, yang terbagi menjadi beberapa macam, salah satunya adalah wawangsalan.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari strukturnya, sisindiran Sunda terdiri dari 3 jenis, yaitu wawangsalan, paparikan, dan rarakitan. Melansir dari buku Inferensi Dan Referensi Wawangsalan Bahasa Sunda, Gunardi, 2011, pengertian dari sisindiran adalah bentuk karya sastra Sunda yang di dalam bentuknya terdapat cangkang sampiran dan eusi isi untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung agar tidak menyinggung perasaan pendengar yang diajak bicara.
Dalam bahasa Indonesia, sinsindiran artinya sama dengan pantun. Sisindiran adalah bentuk puisi tradisional Sunda yang isinya tidak berupa cerita. Sisindiran terikat oleh aturan baris dan suku kata. Sisindiran asalnya dari kata sindir yang berarti kiasan.
Pexels.com

Perbedaan Wawangsalan dan Paparikan dalam Budaya Sunda

Dari tiga jenis sisindiran Sunda yang ada, kali ini kita akan membahas pengertian dan perbedaan antara wawangsalan dan paparikan.
ADVERTISEMENT
Wawangsalan
Wawangsalan terdiri dari 2 baris. Baris pertama berisi sindir dan wangsal (semacam tebak-tebakan), baris kedua tentang isi. Masing-masing baris terdiri dari 8 suku kata. Wangsal artinya hal yang disembunyikan. Maka untuk mengetahui wangsal harus dicari di bagian isi. Wangsal biasanya memiliki kesamaan suara dengan salah satu kata pada baris isi. Wangsal disembunyikan dalam kata yang murkawanti ujung kosakatanya.
Sisindiran jenis ini sekilas memang terlihat seperti tatarucingan atau tebak-tebakan. Wangsal dari teka-teki baris pertama harus ditemukan dalam paris kedua. Yang dijadikan wangsalna tidak disebutkan secara langsung, tetapi disembunyikan dalam kata yang murwakanti (sama bunyi suku katanya).
Cara menebak wawangsalan, pertama kita harus memecahkan maksud dari baris pertama. Setelah ketemu, lalu dicocokkan dengan salah satu kata yang ujung suku katanya mirip dengan maksud baris pertama.
ADVERTISEMENT
Paparikan
Paparikan diambil dari kata parek yang artinya dekat. Jumlah baris paparikan harus genap, tetapi pada umumnya berjumlah 4 baris (padalisan). Setengah dari jumlah barisnya merupakan cangkang, setengahnya lagi eusi atau baris 1 dan 2 cangkang, baris 3 dan 4 isi.
Jumlah suku kata (engang) pada setiap baris umumnya delapan suku kata. Baris pertama cangkang suaranya dekat dengan baris pertama isi serta murkawanti ujungnya. Baris kedua cangkang dekat suaranya dengan baris kedua isi serta murwakanti laraswekas ujungnya.
Setengah bait pertama merupakan sindir, cangkang, atau kulitnya. Setengahnya lagi merupakan eusi atau isi. Misalnya paparikan 4 baris; maka baris 1 dan 2 merupakan kulit, baris 3 dan 4 adalah isinya. Salah satu ciri dari paparikan adalah tidak adanya pengulangan kata dari baris cangkang ke eusi. Artinya tidak ada kata yang sama dari baris 1 dan 2 dengan baris 3 dan 4.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai perbedaan yang ada pada wawangsalan dan paparikan. Semoga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kalian semua. (DNR)