Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Persamaan Kebijakan Belanda dan Portugis dalam Bidang Ekonomi di Nusantara
8 Februari 2024 21:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sistem monopoli yang dilakukan oleh kedua bangsa ini sama-sama membuat rakyat sengsara. Bagaimanapun juga, ada perbedaan penerapan di antara kedua sistem tersebut menurut sejarah.
Sejarah Persamaan Kebijakan Belanda dan Portugis dalam Bidang Ekonomi di Nusantara
Seperti yang telah dibahas di atas, persamaan kebijakan Belanda dan Portugis dalam bidang ekonomi di Nusantara, yaitu sistem monopoli perdagangan. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Sistem Monopoli Perdagangan oleh Bangsa Belanda
Monopoli perdagangan oleh Belanda telah dimulai sejak para pedagang dari bangsa tersebut berdatangan sesudah Cornelis de Houtman mendarat dan merebutkan perdagangan rempah. Bagaimanapun juga, hal tersebut baru berubah menjadi penjajahan saat VOC didirikan
Menurut buku Ke Timur Haluan Menuju, Hikmat Budiman (2019: 21-22), Belanda mendirikan the Dutch East India Company atau VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) pada tahun 1602 dan mampu beroperasi hingga hampir dua abad.
ADVERTISEMENT
VOC menetapkan berbagai kebijakan untuk mendukung sistem monopoli perdagangan di Indonesia. Salah satunya adalah rakyat Indonesia wajib untuk membayar pajak berbentuk hasil bumi. Sistem ini membuat VOC mampu menguasai hampir seluruh daerah di Indonesia.
2. Sistem Monopoli Perdagangan oleh Bangsa Portugis
Bangsa Portugis datang ke Indonesia pada tahun 1509 untuk menguasai perdagangan rempah-rempah. Sistem monopoli pun mulai dilakukan dengan pengiriman dua armada oleh Alfonso de Albuquerque.
Salah satu armada tersebut pergi ke Maluku untuk mencari cengkeh. Di sana, armada ini menjalin kesepakatan dengan Sultan Aby Lais agar rakyat Maluku menyediakan cengkeh untuk bangsa Portugis. Imbalannya adalah pembangunan benteng di Ternate.
Bagaimanapun juga, kesepakatan tersebut diakhiri Sultan Baabullah . Hal ini disebabkan oleh terjadinya konflik secara terus menerus karena Portugis ingin memonopoli perdagangan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, persamaan kebijakan Belanda dan Portugis dalam bidang ekonomi di Nusantara, yaitu sistem monopoli perdagangan. Namun, cara yang dilakukan kedua bangsa tersebut berbeda. (LOV)