Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Profil Singkat Pendiri Daulah Abbasiyah dalam Sejarah Agama Islam
7 November 2022 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah kekhalifahan khulafaur rasyidin berakhir, terdapat dua dinasti yang berkuasa dalam sejarah agama Islam , yakni Dinasti Ummayah yang dilanjutkan dengan Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah sendiri berdiri karena ada perpecahan dalam internal dan tidak kepercayaan umat Islam kepada Dinasti Ummayah. Sesorang yang berperan dan menjadi pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abu Al Abbas as Saffah. Sebenarnya, siapa Abu Al Abbas as Saffah?
ADVERTISEMENT
Profil Singkat Pendiri Daulah Abbasiyah dalam Sejarah Agama Islam
Syaikh Muhammad Al-Khudari dalam bukunya berjudul Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Bani Abbasiyah (2016:67), Abu Al Abbas as Saffah dengan nama lengkap Abul Abbas Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas dari seorang ibu bernama Rithah binti Ubaidillah bin Abdullah bin Abdul Madan Al-Haritsi. Ia lahir pada tahun 40 H di Hamimah, yaitu sebuah perkampungan yang menjadi persinggahan ayah dan kakeknya.
Ayahnya pada awalnya melimpahkan tugas dakwah kepada putranya, Ibrahim. Ketika Ibrahim merasakan bahwa kematiannya semakin dekat, maka ia melimpahkan tugas dakwah tersebut kepada saudaranya Abu Abbas dan memerintahkannya untuk bermigrasi ke Kufah bersama paman-paman dan anggota keluarganya. Kemudian Abul Abbas bermigrasi ke Kufah dan dibaiat sebagai khalifah pada hari Kamis tanggal tiga belas bulan Rabiul Awwal tahun 1321-1/30 Oktober 749 M.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Abu Muslim al-Khurasani dalam merebut Kufah pada membuka jalan lapang baginya. Kawan seperjuangannya yang berasa dari golongan mawali Persia dan sama-sama membenci Daulah Umayyah. Di kota tersebut, Abdullah Abul Abbas juga disambut hangat Abu Salamah, orang yang disebut-sebut sebagai Ahlul Bait Rasulullah SAW.
Di luar dugaan, Abu Salamah justru menunjuk dirinya, bukan seorang tokoh keturunan Ali bin Abi Thalib, akan tetapi sebagai calon khalifah baru. Lebih mengejutkan lagi, penduduk Kufah menyambut gembira penunjukan tersebut. Padahal, selama ini mereka memberi kesan untuk terus mendukung keturunan Ali di hadapan rezim Umayyah.
Setelah Abu Salamah dan seluruh masyarakat Kufah berbaiat kepadanya, Abu Abbas menunjuk anggota keluarganya sendiri untuk menduduki berbagai posisi penting dalam pemerintahan .
ADVERTISEMENT
Kabar yang menggemparkan tersebut akhirnya terdengar oleh Marwan bin Muhammad (Marwan II). Khalifah Umayyah itu segera menyiapkan tentara untuk menggempur kawasan tersebut.
Reaksi demikian sudah diprediksi sebelumnya oleh Abu Abbas. Pemimpin revolusi anti Daulah Umayyah ini langsung menyusun kekuatan tempur. Abdullah bin Ali Said ditunjuknya sebagai komandan pasukan.
Akibat percaya dirinya Marwan bin Muhammad, tentara yang ia kirim mundur karena tidak mengetahui medan pertempuran. Marwan bin Muhammad berupaya untuk melarikan diri dari Damaskus, namun Abu Abbas memerintahkan bawahannya untuk mengerjannya. Pada akhirnya Marwan bin Muhammad tertangkap di Mesir saat hindak menyebrang Sungai Nil.
Pada awalnya, Abu Abbas memusatkan pemerintahannya di Kufah dan kemudian berpindah ke Hirah dan dilanjutkan ke Anbar. Tokoh-tokoh Bani Abbasiyah tidak mempercayai penduduk Kufah karena mereka mendukung keluarga Abu Thalib.
ADVERTISEMENT
Mulai saat itu juga, sejarah kekhalifahan Abul Abbas As-Safah dimulai hingga ia meninggal dunia di kota Anbar pada hari Ahad 13 bulan Dzulhijjah tahun 136 H/9 Juni tahun 754 M.
Masa kekhalifahannya berlangsung selama empat tahun lebih sembilan bulan mulai sejak pembaiatannya hingga meninggalnya atau empat tahun lebih empat belas akibat penyakit cacar.
Abu Abbas menjadi seseorang yang penting dalam berdirinya Daulah Abbasiyah. Maka tak mengherangkan jika ia menjadi seorang pemimpin. Meski begitu, ia memimpin secara singkat dan digantikan saudaranya Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad dan memajukan kehidupan umat Islam.(MZM)