Konten dari Pengguna

Profil Singkat Pengarang Drama Absurd yang Terkenal di Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
11 Februari 2023 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengarang drama absud yang terkenal di Indonesia. Foto: Unsplash/Stefano Stacchini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengarang drama absud yang terkenal di Indonesia. Foto: Unsplash/Stefano Stacchini
ADVERTISEMENT
Drama merupakan salah satu jenis kesusastraan yang ditulis untuk ditampilkan di depan umum. Drama sendiri memiliki banyak sekali jenisnya, salah satunya adalah drama absurd. Jika berbicara karya sastra yang satu ini, pengarang drama absurd yang terkenal di Indonesia adalah Iwan Simatupang.
ADVERTISEMENT
Iwan Simatupang dikenal sebagai sastrawan pada tahun 1960-an yang menuliskan karya-karya yang bersifat inkonvensional dan dianggap sebagai pembawa angin baru dalam kesusastraan di Indonesia.
Untuk memahami sosok kelahiran Sibolga, Sumatera Utara ini, simak profil singkatnya di bawah ini.

Profil Singkat Pengarang Drama Absurd yang Terkenal di Indonesia

Ilustrasi pentas drama absurd. Foto: Unsplash/Erik Mclean
Dikutip dari Skripsi Eksistensialisme dalam Naskah Drama Iwan Simatupang (Studi Atas Naskah Petang di Taman) oleh M. Hariri (2006: 16), Iwan Martua Dongan Simatupang atau yang dikenal sebagai Iwan Simatupang lahir di Sibolga, 18 Januari 1928 adalah seorang novelis, penyair, dan esais Indonesia.
la belajar di HBS di Medan, lalu melanjutkan ke sekolah kedokteran (NIAS) di Surabaya tapi tidak selesai. Kemudian belajar antropologi di Universitas Leiden (1954-56), drama di Amsterdam, dan filsafat di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis pada Prof. Jean Wahl pada 1958.
ADVERTISEMENT
la pernah menjadi Komandan Pasukan TRIP dan ditangkap pada penyerangan kedua polisi Belanda di Sumatera Utara (1949) setelah bebas, ia melanjutkan sekolahnya sehingga lulus SMA di Medan. la pernah menjadi guru SMA di Surabaya, redaktur Siasat, dan terakhir redaktur Warta Harian (1966-1970). Tulisan-tulisannya dimuat di majalah Siasat dan Mimbar Indonesia mulai tahun 1952.
Pada mulanya ia menulis sajak, tapi kemudian terutama menulis esai, cerita pendek, drama dan roman. Sebagai pengarang prosa ia menampilkan gaya baru, baik dalam esainya, maupun dalam drama, cerita pendek dan terutama dalam romannya; dengan meninggalkan cara-cara konvensional dan alam pikiran lama. Jalan cerita dan penampilan watak dalam semua karangannya tidak lagi terikat oleh logika untuk sampai kepada nilai-nilai baru yang lebih mendasar.
ADVERTISEMENT
Karya novel yang terkenal Merahnya Merah (1968) mendapat hadiah sastra Nasional 1970, dan Ziarah (1970) mendapat hadiah roman ASEAN terbaik 1977.
"Ziarah" merupakan novelnya yang pertama, ditulis dalam sebulan pada tahun 1960; diterbitkan di Indonesia pada 1969. Karya tersebut kemudian diterjemahkan oleh Harry Aveling dengan judul The Polgrim pada tahun 1975.
Iwan Simatupang menghadirkan nuansa baru dalam kancah sastra di Indonesia, mulai dari cerita yang baru baik dalam segi bahasa, pengungkapan, hingga mendekati hidup dan permasalahannya.(MZM)