Profil Singkat Sekretaris Jenderal ASEAN Pertama

Ilustrasi sekretaris jenderal ASEAN yang pertama. Foto: Pixabay/nguyenthuantien

ASEAN adalah organisasi antarpemerintahan di kawasan Asia Tenggara. Dalam organisasi ini terdapat jabatan bernama sekretaris jenderal. Sekretaris jenderal ASEAN yang pertama adalah Hartono Rekso Dharsono.

Sekretaris jenderal ASEAN pertama ini berasal dari Indonesia. Beliau juga memiliki sisi menarik sebagai tokoh militer dan politik asal Pekalongan, Jawa Tengah.

Mengenal Profil Sekretaris Jenderal ASEAN Pertama

Ilustrasi sekretaris jenderal ASEAN yang pertama. Foto: Unsplash/Z

Sebelum menjelaskan tentang profil Hartono Rekso Dharsono, apa yang dimaksud dengan Sekretaris Jenderal ASEAN?

Dikutip dari buku Hukum Regional: ASEAN dan Uni Eropa oleh Natalia Yeti Puspita (2020), Sekretaris Jenderal ASEAN diangkat oleh Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (ASEAN Summit) untuk masa jabatan lima tahun dan sesudahnya tidak dapat diangkat kembali.

Sekretaris Jenderal dipilih dari warga negara anggota ASEAN berdasarkan rotasi secara alfabetis, dengan pertimbangan integritas, kemampuan dan pengalaman profesional, serta kesetaraan gender.

Pangkat dan status Sekretaris Jenderal adalah setingkat dengan menteri. Sekretaris Jenderal ASEAN bertugas atas kepercayaan dan persetujuan Kepala Negara atau Pemerintahan negara anggota ASEAN setelah mendapat rekomendasi pertemuan Menteri Luar Negeri.

Sekretaris Jenderal mempunyai kewenangan berdasarkan Pasal 11 ayat (2) huruf e dalam merekomendasikan pengangkatan dan pengakhiran para staf Sekretaris Jenderal kepada Dewan Koordinasi ASEAN untuk mendapatkan persetujuan.

Adapun Sekretaris Jenderal ASEAN yang pertama adalah Hartono Rekso Dharsono yang menjabat pada 7 Juni 1976 hingga 18 Februari 1978.

Hartono Rekso Dharsono lahir pada tanggal 10 Juni 1925 di Pekalongan, Jawa Tengah dan wafat pada 5 Juni 1996 di usia 70 tahun. H.R. Dharsono dikenal dengan Pak Ton atau Bang Kalong dikaruniai 6 anak.

H.R. Dharsono mendapatkan pendidikan militer di Belanda dengan memulai kariernya di Divisi Siliwangi sebagai komandan regu, peleton, dan komandan batalyon selama periode perang kemerdekaan (1946-1949).

Di tahun 1947, H.R. Dharsono memimpin Batalyon III Jonggol yang sering disebut dengan Batalyon Badak Putih. Bersama Kapten Oking, Dharsono melancarkan perlawanan di wilayah Jonggol, Bogor, hingga Bekasi.

Pada 1948, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon 322/Siluman Merah untuk mengatasi pemberontakan PKI di Madiun. Di 1969, H.R. Dharsono ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Thailand. Ia menjalankan tugas ini hingga 1972. Setelah itu, ia diangkat sebagai Dubes Indonesia di Kamboja hingga 1975.

Selama periode ini, ia juga bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam International Commission for Control and Supervision (ICCS), membantu mengakhiri Perang Vietnam dari 1973-1975.

Pada 1976, H.R. Dharsono diberi amanah sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN, tetapi masa jabatannya tidak berlangsung hingga akhir.

Pada 1978, ia dicopot dari jabatannya akibat diketahui terlibat dalam kelompok yang dikenal dengan Petisi 50. Kelompok ini terdiri dari berbagai tokoh politik, militer, dan masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan yang diambil Presiden Soeharto.

Setelahnya, H.R. Dharsono beralih ke sektor swasta dan menjabat sebagai Direktur Utama PT. Propelat Bandung dari 1978 hingga 1980. Selain itu, ia juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Forum Studi dan Komunikasi (Fosko) TNI Angkatan Darat.

Baca Juga: Wakil Indonesia yang Pernah Menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN

Demikianlah penjelasan tentang profil singkat sekretaris jenderal ASEAN yang pertama adalah Hartono Rekso Dharsono. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan tentang tokoh penting di ASEAN yang berasal dari Indonesia.(MZM)