Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Prosesi Pernikahan Adat Palembang yang Unik
26 Januari 2022 16:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Prosesi Pernikahan Adat Palembang
Dikutip dari buku PAPPATAMMA: Perlindungan Perempuan dan Anak Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia oleh Tim Penulis Agupena (2016), secara umum terdapat beberapa rangkaian yang perlu dilalui para penngatin yang menggunakan konsep pernikahan adat Palembang , yakni:
1. Madik
Madik merupakan keluarga calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita sekaligus observasi tehadap keadaan calon mempelai wanita dan keluarganya. Dalam tradisi ini biasanya calon mempelai pria mengutus orang kepercayaan dari kerabat ibu atau bapak yang dapat memberikan informasi yang akurat.
Utusan tersebut datang berkunjung sambil melihat apakah calon mempelai wanita cocok dan pantas untuk dijadikan pasangan hidup.
2. Menyenggung
Menyenggung merupakan bentuk tanda keseriusan dari calon mempelai pria. Sama halnya dengan madik, dalam prosesi menyenggung calon mempelai pria juga mengutus seseorang untuk membicarakan kesepakatan dan mengatur tanggal kedatangan berikutnya untuk melamar. Selain itu, orang-orang yang diutus juga membawa buah tangan berupa tenong atau songket dan beberapa bahan makanan.
3. Meminang/Melamar
ADVERTISEMENT
Keluarga calon mempelai pria beserta orang-orang yang diutus beserta kerabat terdekat datang ke rumah calon mempelai wanita untuk meminang. Rombongan tersebut tersebut menjelaskan maksud dan tujuan untuk meminang dengan membawa buah tangan dan apabila lamaran di terima, maka barang-barang hantaran diserahkan yang dilanjutkan dengan memutus “kato” atau menentukan hari dan tanggal pernikahan.
Hantaran atau “gegawan” yang di bawa berupa kain terbungkus dengan sapu tangan diletakkan di atas nampan berikut 5 “tenong” berisi gula, gandum, juadah, buah-buahan, dan lainnya. Jumlah “songket” atau “tenong” selalu ganjil. Barang bawaan lebih lengkap, berupa kain, baju, selendang, alat perhiasan, tas, kosmetik, selop, sepatu, dan sebagainya yang disertai dengan pisang setandan sebagai lambang kemakmuran.
4. Berasan dan Mutuskan Kato
ADVERTISEMENT
Bermusyawarah untuk menentukan dan menetapkan kata sepakat tentang hari, tanggal, dan tahun pernikahan. Pihak yang datang biasanya adalah keluarga terdekat calon mempelai serta 9 orang wanita yang membawa tenong.
5. Akad Nikah/Perkawinan
Seperti halnya pada pernikahan lainnya, akad nikah dihadiri oleh kedua keluarga dan karib terdekat. Emas kawin yang diserahkan biasanya berupa perhiasan atau barang-barang lain sesuai dengan apa yang dipinta keluarga pihak wanita yang sudah disetujui pihak pria.
6. Ngarak Pacar
Prosesi ini merupakan simbol bahwa mempelai wanita menerima mempelai pria sebagai suaminya atas pengakuan dan kemudian ditimbang-timbang seolah-olah mempelai wanita berkata:
7. Munggah
Munggah merupakan puncak dari rangkaian prosesi pernikahan adat Palembang. Prosesi ini dilakukan di rumah mempelai wanita agar kedua mempelai menjalin kehidupan berumah tangga dengan timbang rasa, serasi, dan damai.
ADVERTISEMENT
Prosesi ini dimeriahkan juga dengan tabuhan rebana, silat, adu pantun, dan sejumlah prosesi lainnya yang penuh dengan makna dan hiburan.
Nah, itulah serangkaian prosesi pernikahan adat Palembang yang cukup unik. Apakah Anda tertarik mengusung pernikahan dengan konsep adat Palembang? (MZM)