Pupuh Sinom Bali: Pengertian dan Contohnya Lengkap

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
16 Oktober 2021 16:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pupuh Sinom Bali. Sumber foto : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pupuh Sinom Bali. Sumber foto : pexels.com
ADVERTISEMENT
Dalam kesenian sastra Bali terdapat 10 jenis pupuh yang populer yakni pupuh Sinom, Ginada, Ginanti, Dangdang, Semarandana, Pangkur, Maskumambang, Mijil, Pucung, dan Durma.
ADVERTISEMENT
Ada dua kelompok pupuh yaitu yang disebut Sekar Ageung dan Sekar Alit., dan pupuh sinom termasuk dalam golongan Sekar Ageung. Pupuh sinom bisa disebut sebagai salah satu aturan atau patokan yang biasa digunakan dalam beberapa puisi Sunda seperti guguritan dan wawacan.
Pupuh atau geguritan adalah sastra kuno yang memiliki karakteristik sastra lama/klasik yang anonim, yakni tanpa nama pengarang serta penulis. Hal ini karena pada masanya seorang penulis dibuat untuk tidak ingin menonjol dan karyanya dianggap kepunyaan bersama.
Kata geguritan dalam Kamus Bali-Indonesia, Depdikdas Prop. Bali, 1991, berasal dari kata “gurit berarti gubah, karang, sadur”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diterangkan bahwa geguritan berasal dari kata gurit yang berarti sajak atau syair.
ADVERTISEMENT

Pengertian Pupuh Sinom Bali dan Contohnya

Dalam Sekar Ageung, pupuh sinom merupakan bagian dari pupuh yang disebut KSAD yaitu singkatan dari kinanti, sinom, asmarandana dan dangdanggula. Aturan yang ada dalam pupuh disebut guru wilangan dan guru lagu.
Guru wilangan adalah jumlah suku kata yang ada dalam setiap baris pupuh. Guru lagu adalah suara (huruf vokal) terakhir yang ada dalam setiap baris pupuh. Guru wilangan dan guru lagu pupuh sinom adalah 8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i, 12-a.
Pupuh sinom biasanya dinikmati dengan membaca itu tidak bisa disamakan dengan membaca karya sastra yang tergolong prosa. Mayoritas dari jenis-jenis geguritan memang harus dinikmati dengan membaca sambil melagukan sehingga kenikmatan yang didapat semakin menembus hati.
Sumber foto : Pexels.com
Contoh Pupuh Sinom
ADVERTISEMENT
1. Durung puput bebawosan
Matur dane Gusti patih
Singgih ratu suryan titiang
Yukti wawu titiang eling
Yan tan ratu makelingin
Janten titiang ndatan weruh
Kotamaning sang meyadnya
Nika lungsur titiang mangkin
Ledang ratu
Mapica ring sikian titian
2. Ledang Ida miragiang
Idep cening luwih jati
Jani bapa manuturang
Apang cening tatas uning
Nyupat lara kaping siki
Ngardinin jagat rahayu
Ping telune mangda tatas
Yaning mantuk tan mewali
Sapuniku
Phalaning menangun yadnya
Pupuh sinom memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai nyanyian atau tembang yang dinyanyikan dalam upacara keagamaan yang isinya menyesuaikan dengan jeni supacara. Fungsi berikutnya adalah sebagai pengungkap ajaran kebaikan dan kebenaran, amanat, nasihat, gambaran tentang karma, dan sejarah. (DNR)
ADVERTISEMENT