Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Putra Salahuddin Bernama Al-Zahir Mewarisi Tahta Ayahnya di Aleppo
30 Januari 2024 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salahuddin Al-Ayyubi merupakan jenderal Islam yang berasal dari wilayah Tikrit. Setelah kepergiannya, putra Salahuddin bernama Al-Zahir mewarisi tahta ayahnya yang berkedudukan di Aleppo.
ADVERTISEMENT
Kekuasaan atau dinasti Ayyubiyah ini wajib dipahami. Sebab termasuk salah satu sejarah Islam di dunia.
Ulasan Putra Salahuddin Bernama Al-Zahir Mewarisi Tahta Ayahnya yang Berkedudukan di Aleppo
Putra Salahuddin bernama Al-Zahir mewarisi tahta ayahnya yang berkedudukan di Aleppo . Dikutip dari buku Crusader Art in the Holy Land: From The Third Crusade to The Fall of Acre, 1187-1291, Folda (2005), Al-Zahir Ghazi adalah putra dari Salahuddin yang memerintah Aleppo dari tahun 1186 sampai ia wafat di tahun 1216 (AH 582-613).
Al-Zahir pertama kali diangkat menjadi Gubernur Aleppo pada usia lima belas tahun. Wilayah tersebut baru saja direbut dari Zengid. Di saat yang bersamaan pula, kedua kakak laki-lakinya juga diangkat menjadi gubernur Suriah dan Mesir. Tanah yang diterima oleh Al-Zahir yaitu Aleppo berada di bawah kendali Al-Adil (saudara laki-laki Salahuddin).
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinannya tahun 1193, Al-Zahir dihadapkan dengan pemberontakan Zengid ‘Izz al-Din di Mosul. Kemudian ia meminta pamannya yang bernama Al-Adil untuk membantu menekan pemberontakan tersebut. Akhirnya pemberontakan Zengid dengan cepat dapat dipadamkan.
Pada tahun 1194, Al-Zahir menerima wilayah Jableh dan Latakia sebagai bagian dari penyelesaian otoritas Al-Afdal. Namun dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1196, Al-Afdal membuktikan bahwa dirinya tidak kompeten sebagai penguasa.
Al-Afdal kemudian kehilangan dukungan dari Al-Adil. Setelahnya, Al-Zahir, Al-Aziz, dan Al-Adil bergabung untuk menggulingkan serta mengasingkan Al-Afdal.
Selama menjadi gubernur atau penguasa di wilayah Aleppo, Al-Zahir memiliki banyak penasihat. Penasihat-penasihat tersebut dahulu bekerja dengan ayahnya, Salahuddin.
Tahun 1198, Al-Aziz meninggal dunia di Mesir dan kekuasaannya jatuh ke tangan putranya yang bernama Al-Mansur. Karena takut dengan ambisi Al-Adil, para petinggi di Mesir memanggil Al-Afdal untuk bertindak menjadi Bupati Mesir, atas nama keponakannya.
ADVERTISEMENT
Setahun kemudian, Al-Afdal dan Al-Zahir beraliansi dan mengepung Damaskus. Selama beberapa tahun, Al-Zahir berperang melawan tentara salib dan meminjamkan pasukannya untuk mendukung pangeran-pangeran Ayyubiyah lainnya. Al-Zahir pernah dikalahkan oleh Raja Leo dari Kilikia di pertempuran Amq.
Pada tahun 1212, Al-Zahir menikahi Dayfa Khatun dan empat tahun kemudian Az-Zahir meninggal dunia. Sebelum kematiannya, Al-Zahir menunjuk putra bungsunya yang bernama Al-Aziz Muhammad untuk menggantikan dirinya.
Putra Salahuddin bernama Al-Zahir mewarisi tahta ayahnya yang berkedudukan di Aleppo. Semoga penjelasan singkat tadi dapat menambah wawasan seputar sejarah Islam. (FAR)
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini