Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Ragam Kesenian Minang dan Contoh Dendang Minang
3 Desember 2021 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap bentuk kesenian daerah di Indonesia memiliki ciri yang uni dan berbeda satu sama lain. Semua kesenian daerah memiliki nilai kearifan lokal dari masing-masing daerah. Dalam artikel berikut ini, kita akan menyimak suatu ragam kesenian Minang, yaitu Randai beserta dendang gurindam dalam kesenian Randai.
Pengertian Kesenian Randai
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah penjelasan mengenai Randai sebagai salah satu ragam kesenian Minang dan contoh dendang Minang yang dirangkum dari Buku Ajar Randai Teater Tradisional Rakyat Minangkabau Sumatera Barat oleh Zulkifli, S. Kr., M.Hum, Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS, dan Admiral, S. Kar., M.SN (2018: 1-29).
Terdapat beragam pendapat dari masyarakat mengenai pengertian randai. Munculnya meberagaman pendapat tersebut karena ada kecenderungan asal kata Randai dikaji dari makna atau filosofi kata Randai yang mereka pahami. Chairul Harun mengatakan bahwa kata Randai berasal dari kata andai atau handai.
Keduanya mempunyai arti berbicara dengan intim menggunakan ibarat, kias, pantun, serta petatah dan petitih. Penurut dialog dalam pertunjukan Randai oleh pemain-pemainnya mengambil pengandaian atau perumpamaan kepada cerminan kehidupan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pendapat lain menyatkan Randai berasal dari kata rantai, melihat formasi pemain yang terbentuk dalam pertunjukannya. Dalam penampilannya, para pemain Randai selalu dalam posisi melingkar bagaikan merantai satu sama lainnya, saling berhubungan atau terkait dalam melakukan gerakan-gerakan.
Sebagai kesenian tradisional, Randai mencerminkan tata kehidupan dan melekat dengan tradisi yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya.
Nyanyian atau dendang yang berfungsi untuk menyampaikan cerita dalam Randai lazim disebut gurindam. Dengan demikian, pengertian gurindam dalam Randai tidak seperti pengertian gurindam pada umumnya, yaitu dua baris persajakan a,a, baris pertama jadi sebab, dan baris ketiga akibat.
Atau baris pertama berupa pertanyyan, baris kedua berupa jawaban. Penyusunan kata atau kalimat gurindam berbentuk kalimat pantun bersajak a b a b, hanya saja kalimat gurindam ada kalanya lebih empat baris.
ADVERTISEMENT
Bentuk penggarapan gurindam Randai ada yang seperti pantun bersampiran lepas, dan ada yang berbentuk pantun bersampiran isi atau terkait.
1. Gurindam berbentuk pantun bersampiran lepas adalah barisan sampiran dalam gurindam tersebut tidak terkait dengan isi cerita atau dialog Randai, dan dengan kalimat gurindam sebelum dan sesudahnya.
2. Gurindam berbentuk sampiran berisi atau terkait adalah baris sampiran tersebut terkait dengan dialog atau isi cerita randai, serta dengan kalimat sebelum dan sesudahnya.
Gurindam Bersampiran Lepas
Gunuang biaso timbunan kabuik
lurah biaso timbunan aie
pituah juo di nan tuo
carito lah lamo tak basabuik
ADVERTISEMENT
antah ta anjak antah ta alie
latak dek sanak ka asanyo
(gunung biasa timbunan kabut
lurah biasa timbunan air
pituah juga oleh yang tua
cerita sudah lama tidak disebut
entah teranjak entah teralih
Gurindam Bersampiran Terkait atau Berisi
Mandango Palimo tabik berang
hilang akanyo lai Cik Menan
manggaretek sagalo tulang
indak dapek nan ka anyo katokan
Mendengar Palimo terbit terang
hilang akalnya Cik Menan
menggigil segala tulang
tidak dapat yang akan ia katakan
Supaya tidak menghilangkan kespesifikan dan adap pertunjukan Randai, seniman dan budayawan Minangkabau menetapkan tiga irama dendang gurindam yang harus dilakukan dalam setiap penampilan Randai. Dendang tersebut adalah:
Itulah penjelasan mengenai Randai, salah satu ragam kesenian Minang dan dendang Minang . Semoga dapat menambah wawasan anda mengenai ragam kesenian dari seluruh daerah di Indonesia. (IND)
ADVERTISEMENT