Konten dari Pengguna

Rangkuman Modul 3.1 Guru Penggerak: Pengambilan Keputusan

Berita Terkini
Penulis kumparan
15 Oktober 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rangkuman modul 3.1 guru penggerak - Sumber: unsplash.com/@hng21
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rangkuman modul 3.1 guru penggerak - Sumber: unsplash.com/@hng21
ADVERTISEMENT
Rangkuman Modul 3.1 Guru Penggerak adalah ringkasan mengenai pembahasan yang ada pada modul tersebut. Dalam program Guru Penggerak, modul ini membahas pentingnya pengambilan keputusan dalam konteks kepemimpinan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemimpin, guru dituntut untuk membuat keputusan yang efektif dan berdampak positif pada proses pembelajaran siswa. Modul ini menjelaskan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang memengaruhi, serta bagaimana keputusan yang diambil dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Rangkuman Modul 3.1 Guru Penggerak: Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Ilustrasi rangkuman modul 3.1 guru penggerak - Sumber: pexels.com
Berdasarkan buku Guru Penggerak Mendorong Gerak Maju Pendidikan Nasional, Wijaya Kusumah (2021), Guru Penggerak adalah guru yang menjadi penggerak bagi guru lain di sekitarnya. Guru Penggerak sebaiknya bisa memotivasi guru lain untuk berpartisipasi secara optimal dalam kegiatan pendidikan.
Itulah sebabnya, bagi para Guru Penggerak, pengambilan keputusan lebih dari sekadar memilih opsi terbaik. Hal ini merupakan suatu proses yang sarat dengan nilai dan kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
Modul 3.1, yang berjudul "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran," mengajak untuk mendalami prinsip-prinsip tersebut. Selain itu juga membantu guru mempersiapkan diri sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat menginspirasi serta memajukan pendidikan.
Berikut adalah rangkuman Modul 3.1 Guru Penggerak secara singkat.

1. Landasan Nilai

Modul ini dimulai dengan pemahaman mengenai nilai-nilai kebajikan universal yang menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Sembilan Pilar Karakter dari Indonesia Heritage Foundation (IHF) berfungsi sebagai panduan, yang mencakup: cinta kepada Tuhan, kejujuran, rasa hormat, dan keadilan.

2. Dilema Etis

Seringkali, pemimpin dihadapkan pada situasi dilematis, saat semua pilihan memiliki konsekuensi. Modul ini membantu dalam mengenali perbedaan antara dilema etis dan bujukan moral. Bujukan moral cenderung melibatkan dorongan pribadi, sedangkan dilema etis menciptakan konflik antara nilai-nilai.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, guru dikenalkan pada empat paradigma dalam menghadapi dilema etis, yaitu utilitarianisme, deontologis, keadilan, dan peduli (caring). Setiap paradigma memberikan perspektif yang berbeda dalam menimbang keputusan, mendorong Guru Penggerak untuk menganalisis situasi secara menyeluruh.

3. Langkah Menuju Keputusan Bijak

Terdapat sembilan tahap yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan, mulai dari identifikasi masalah hingga evaluasi dan tindak lanjut. Setiap tahap menekankan pentingnya melibatkan berbagai pihak, mempertimbangkan data dan fakta, serta berpegang pada nilai-nilai yang ada.

4. Koneksi dan Aplikasi

Modul 3.1 saling terhubung dengan modul-modul sebelumnya, terutama mengenai kepemimpinan pembelajaran, diferensiasi, dan budaya positif. Pengambilan keputusan yang mengutamakan siswa, memperhatikan kebutuhan beragam, dan berlandaskan budaya positif merupakan kunci untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila.

5. Menjadi Pemimpin Penggerak

Guru Penggerak tidak hanya dituntut untuk membuat keputusan yang tepat, tetapi juga harus mampu mengkomunikasikan dan mengimplementasikannya dengan efektif. Modul ini menekankan pentingnya komunikasi yang transparan, empati, dan membangun kepercayaan di antara semua pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Di akhir rangkuman Modul 3.1 Guru Penggerak, diharapkan para Guru Penggerak mampu menjadi sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bijaksana dalam mengambil keputusan. Kepemimpinannya harus berlandaskan nilai-nilai, berfokus pada siswa, dan berdampak positif bagi kemajuan pendidikan. (DNR)