Konten dari Pengguna

Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan dalam Ekosistem Sawah

Berita Terkini
Penulis kumparan
24 Januari 2021 10:36 WIB
·
waktu baca 8 menit
clock
Diperbarui 8 Juni 2023 18:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh rantai makanan rerumputan. Foto: PIxabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh rantai makanan rerumputan. Foto: PIxabay
ADVERTISEMENT
Rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem sawah merupakan ilustrasi yang sering digunakan untuk memahami proses makan memakan antar makhluk hidup. Pasalnya, rantai makanan pada ekosistem sawah dinilai lebih mudah untuk dipahami daripada jenis rantai makanan lain.
ADVERTISEMENT
Secara umum, jenis rantai makanan pada ekosistem sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni rantai makanan rerumputan yang diawali oleh produsen dan rantai makanan detritus yang diawali oleh zat sisa makhluk hidup, seperti rumput kering, bangkai, atau kotoran.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai contoh rantai makanan hingga contoh jaring-jaring makanan di berbagai ekosistem yang bisa dipahami.

Ilustrasi Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan di Sawah

Ilustrasi rantai makanan di ekosistem sawah. Sumber: Kumparan
Dalam satu rantai makanan rerumputan, kita hanya akan memiliki satu produsen yang berasal dari tumbuhan, satu konsumen primer tingkat satu, satu konsumen sekunder tingkat dua, dan konsumen tingkat kesekian hingga diurai oleh dekomposer jika organisme tersebut mati.
Adapun contoh dari rantai makanan di lingkungan sawah ialah terdiri dari padi => belalang => katak => ular sawah => burung elang.
ADVERTISEMENT
Ketika elang mati, tubuhnya akan diurai oleh dekomposer seperti bakteri ataupun jamur dan berubah menjadi pupuk untuk menyuburkan tanah bagi padi.
Contoh rantai makanan dalam lingkungan sawah yang lain bisa diawali oleh padi => tikus => ular sawah => burung elang.
Dalam jaring-jaring makanan sendiri, kita dapat menemui banyak jenis organisme produsen ataupun konsumen dan tidak hanya satu. Sebab, jaring-jaring makanan merupakan kombinasi dari berbagai jenis rantai makanan yang ada dalam lingkungan hidup.
Jadi, jika kita ilustrasikan jaring-jaring makanan di sawah ialah sebagai berikut:
Gambaran jaring-jaring makanan di ekosistem sawah. Sumber: Kumparan
Rerumputan atau padi (produsen) bisa dimakan oleh konsumen primer tingkat satu seperti ulat, belalang, dan tikus. Kemudian pada konsumen sekunder tingkat dua kita bisa menemukan beragam makhluk hidup seperti katak, ayam ataupun ular.
ADVERTISEMENT

Pengertian Jaring-Jaring Makanan

Ilustrasi burung yang memakan jangkrik. Foto: PIxabay
Di dalam suatu ekosistem, rantai makanan yang satu berhubungan dengan rantai makanan yang lain membentuk suatu jaring-jaring yang disebut jaring-jaring makanan. Jadi, jaring-jaring makanan adalah sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.
Dikutip dari Get Success Persiapan Ujian Nasional Biologi untuk SMA/MA oleh MBS. Maniam, dkk., (2008: 32), jaring-jaring makanan adalah proses makan dan dimakan yang terdiri atas beberapa rantai makanan yang membentuk jalinan yang saling berhubungan.
Dalam kehidupan sesungguhnya, satu jenis produsen dalam suatu ekosistem tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen. Begitu pula sebaliknya, satu jenis konsumen tidak tergantung pada satu jenis produsen saja.
Sebagai contoh, belalang tidak hanya memakan rumput, tetapi juga memakan jenis-jenis tumbuhan yang lain. Sebaliknya, rumput juga tidak hanya dimakan oleh belalang, tetapi juga dimakan oleh burung, ulat, atau herbivora lainnya.
ADVERTISEMENT
Rantai-rantai makanan tersebut saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Apabila beberapa rantai makanan itu disusun, maka terbentuklah sebuah jaring-jaring makanan.

Tingkat Trofik Jaring-Jaring Makanan

Ilustrasi padi sebagai produsen. Foto: Pexels
Jaring-jaring makanan memiliki tingkat trofik. Mengutip laman Biology Online, tingkat trofik adalah urutan organisme dalam suatu ekosistem dengan sumber makanan tertentu. Adapun tingkat trofik jaring-jaring makanan, yaitu:

1. Tingkat Trofik Pertama (Produsen)

Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof. Organisme autotrof merupakan organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari, yaitu tumbuhan dan fitoplankton.
Namun, ada beberapa jenis organisme autotrof yang tidak menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan organik. Organisme ini disebut kemoautotrof yang menggunakan energi panas bumi. Contoh organismenya adalah bakteri sulfur.
ADVERTISEMENT
Dalam tingkat trofik, organisme autotrof disebut produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau. Produsen pada ekosistem perairan, seperti danau dan laut, adalah fitoplankton.

2. Tingkat Trofik Kedua (Konsumen Primer)

Ilustrasi kambing yang memakan rumput. Foto: Pexels
Tingkat trofik kedua dalam suatu ekosistem ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri. Organisme tersebut tergolong organisme heterotrof.
Bahan organik diperoleh dengan memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain, sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen primer. Konsumen primer adalah organisme pemakan produsen atau disebut juga herbivora.
Contoh konsumen primer di darat, yaitu serangga, burung pemakan biji-bijian dan buah-buahan, serta berbagai jenis mamalia. Sementara, contoh konsumen primer di perairan adalah zooplankton, seperti protista heterotrof dan udang.

3. Tingkat Trofik Ketiga (Konsumen Sekunder)

Tingkat trofik ketiga disebut sebagai konsumen sekunder. Konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer (herbivora).
ADVERTISEMENT
Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makanannya berupa hewan. Contoh konsumen sekunder di darat adalah katak, ayam, burung, singa, dan sebagainya. Sementara, konsumen sekunder di perairan misalnya kerang, cumi-cumi, dan teripang.

4. Tingkat Trofik Keempat (Konsumen Tersier)

Ilustrasi harimau. Foto: Pexels
Pada tingkat trofik keempat, konsumen tersier adalah organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora dan omnivora besar.
Contoh konsumen tersier di darat antara lain burung elang, burung hantu, dan harimau. Sementara, konsumen tersier di perairan adalah ikan hiu, paus, dan gurita.

5. Tingkat Trofik Kelima (Dekomposer)

Tingkat trofik kelima adalah semua organisme yang berstatus sebagai pengurai (dekomposer) atau semua mikroorganisme. Contoh organisme dokomposer adalah jamur dan bakteri pengurai.
ADVERTISEMENT

Fungsi Rantai / Jaring-Jaring Makanan

Ilustrasi burung bangau yang memakan ikan. Foto: Pexels
Dalam ekosistem, terdapat banyak spesies yang saling berinteraksi satu sama lain. Untuk memahami interaksi tersebut, Anda dapat menggunakan konsep rantai makanan atau jaring-jaring makanan.
Fungsi rantai makanan atau jaring-jaringan dalam ekosistem sangat penting. Adapun beberapa fungsinya secara umum, yaitu:

1. Membantu Memahami Aliran Energi dalam Ekosistem

Rantai makanan berfungsi untuk membantu memahami bagaimana energi dan nutrisi mengalir dalam ekosistem. Energi tersebut dimulai dari produsen dan berpindah ke konsumen tingkat pertama, konsumen tingkat kedua, dan seterusnya.
Di sisi lain, kegiatan pengurai juga penting dalam siklus ini karena mereka membantu menguraikan bahan organik yang kemudian digunakan kembali oleh produsen.

2. Mempelajari Kontrol Bawah ke Atas dan Kontrol Atas ke Bawah

Rantai makanan juga berfungsi untuk membantu mempelajari kontrol bawah ke atas dan kontrol atas ke bawah dalam suatu struktur komunitas.
ADVERTISEMENT
Kontrol bawah ke atas terjadi ketika spesies predator puncak mengontrol populasi spesies peralihan dan secara tidak langsung mengontrol populasi spesies basal.
Spesies basal adalah spesies yang posisinya menunjukkan letak di bagian terbawah, contohnya tanaman atau organisme autotrof.
Sementara itu, kontrol atas ke bawah terjadi ketika perubahan pada populasi spesies basal mempengaruhi populasi spesies peralihan dan spesies predator puncak.

Jenis Piramida Ekologi

Ilustrasi piramida ekologi. Foto: Kemdikbud
Piramida ekologi adalah struktur tingkatan pada suatu ekosistem. Piramida ekologi berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antartrofik pada suatu ekosistem.
Dikutip dari Superlengkap Biologi SMA oleh Sinta Sasika Novel (2012: 74), ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida energi, piramida biomassa, dan piramida jumlah. Berikut penjelasannya:

1. Piramida Energi

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida ini, terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut.
ADVERTISEMENT

2. Piramida Biomassa

Piramida biomassa adalah suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida ini berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di ekosistem tertentu.

3. Piramida Jumlah

Piramida jumlah adalah suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida ini, organisme di tingkat trofik pertama (produsen) biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang.

Contoh Jaring-Jaring Makanan

Ilustrasi tupai yang memakai beragam jenis makanan seperti biji-bijian. Foto: Pexels
Pada jaring-jaring makanan, peristiwa siklus makanannya tidak sesederhana rantai makanan. Satu makhluk hidup bisa memakan lebih dari satu jenis makhluk hidup lainnya, sehingga menciptakan siklus yang lebih kompleks.
Dirangkum dari Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V SD/MI Semester Ganjil oleh Wafiq Azizah Kadir, dkk., (2021: 123-126), berikut adalah beberapa contoh jaring-jaringan makanan yang bisa dipahami.
ADVERTISEMENT

1. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Darat

Sebagai contoh, seekor tupai bisa memakan beragam jenis makanan, seperti biji-bijian dan buah-buahan. Tupai tersebut dimakan oleh seekor rubah, di mana rubah juga memakan hewan lainnya, seperti tikus dan serangga.

2. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Laut

Dalam ekosistem laut, zooplankton bisa memakan fitoplankton. Zooplankton sendiri dapat dimakan oleh gurita, salmon, udang, atau makhluk lainnya.
Gurita, salmon, dan udang tersebut kemudian dimakan oleh ikan hiu atau paus. Setelah itu, ikan hiu dan paus mati yang kemudian diurai oleh bakteri yang ada di laut.

3. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Sawah

Padi sebagai produsen dimakan oleh ulat atau belalang. Kemudian ulat atau belalang dimakan oleh tikus. Tikus dimakan oleh ular atau burung pemangsa. Burung pemangsa juga bisa memakan ular. Kemudian, burung pemangsa yang mati akan diuraikan oleh bakteri.
ADVERTISEMENT

4. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Air Tawar

Jaring-jaring makanan di air tawar atau sungai banyak melibatkan jenis makhluk hidup. Sebagai contoh, tanaman air atau alga dimakan oleh ikan kecil, udang dan siput. Kemudian hewan tersebut dimakan oleh ikan besar, kodok, atau ular.
Bebek dan bangau bisa memakan udang, kodok, dan ikan besar. Ular, bangau, dan ikan besar bisa dimakan oleh burung elang. Burung elang yang mati diuraikan oleh bakteri.

5. Contoh Rantai Makanan di Gurun

Dalam ekosistem gurun, rumput bertindak sebagai produsen. Kemudian, rumput dimakan oleh rusa.
Rusa tersebut kemudian bisa dimakan oleh hiena. Ketika hiena mati, dekomposer akan mengurai sisa-sisa organisme tersebut menjadi bahan organik.

6. Contoh Rantai Makanan di Danau

Mirip dengan laut, contoh rantai makanan di ekosistem danau dimulai ketika zooplankton memakan fitoplankton. Zooplankton sendiri dapat dimakan oleh udang atau ikan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, udang atau ikan tersebut kemudian dimakan oleh buaya. Setelah itu, buaya yang mati akan diurai oleh bakteri yang ada di danau.

7. Contoh Rantai Makanan di Savana

Di savana, rumput bertindak sebagai produsen. Kemudian, rumput dimakan oleh zebra atau rusa. Zebra tersebut kemudian bisa dimakan oleh harimau. Harimau yang mati kemudian akan diuraikan oleh bakteri.
(HAI & SFR)