Konten dari Pengguna

Rasio Fenotip Pada Persilangan Dihibrid dalam Mata Pelajaran Biologi

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Desember 2022 21:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Rasio Fenotip. (Foto: National Cancer Institute | Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rasio Fenotip. (Foto: National Cancer Institute | Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Pada mata pelajaran biologi, siswa dan siswi akan banyak membahas seputar makhluk hidup. Makhluk hidup yang akan dipelajari termasuk manusia, hewan, dan juga tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Mata pelajaran biologi terkadang dihindari oleh para siswa. Alasannya tak lain adalah karena pelajaran ini memiliki banyak materi. Sementara materi tersebut terkadang rumit dan sulit untuk dihafal.
Artikel ini akan membahas seputar salah satu materi pada pelajaran biologi yakni rasio fenotip. Simak pembahasannya agar kamu memahami biologi ya!

Penjelasan Rasio Fenotip Persilangan Dihibrid dalam Biologi

Ilustrasi Penjelasan Rasio Fenotip Persilangan Dihibrid. (Foto: National Cancer Institute | Unsplash.com)
Kamu tahu tidak apa definisi biologi? Mengutip buku dengan judul Biologi Edisi Kelima Jilid I karya Campbell, dkk (2002), biologi adalah pengejawantahan ilmiah dari kecenderungan manusia yang merasa mempunyai hubungan dan tertarik pada semua bentuk kehidupan.
Pembahasan mengenai rasio fenotip termasuk ke dalam materi persilangan. Persilangan yang terjadi antara dua makhluk hidup dapat dihitung dan diperkirakan dengan biologi.
ADVERTISEMENT
Materi persilangan terutama tentang rasio fenotip tak lepas dari teori atau hukum Mendel. Pada hukum mendel terdapat persilangan dihibrid serta monohibrid.
Biasanya, persilangan monohibrid akan menghasilkan rasio fenotip 1:2:1 dan 3:1. Sementara pada dihibrid akan menghasilkan rasio 9:3:1:1. Namun, ternyata tidak semua persilangan sesuai dengan hukum Mendel.
Maka dari itu, terdapat tiga penyimpangan semu dari hukum mendel. Berikut penjelasannya.

1. Epistasis-Hipostasis

Peristiwa ini menandakan bahwa gen dominan menutup pengaruh dari suatu gen dominan lainnya yang bukan pasangan/alelnya. Epistasis maksudnya adalah gen yang menutupi. Sebaliknya hipostasis adalah gen yang ditutupi.
Pada penyimpangan ini terdapat gen yang ditutupi, maka dari itu rasio fenotipnya berubah. Sebelumnya, rasio fenotip adalah 9:3:3:1, tetapi karena gen ditutupi maka berubah menjadi 12:3:1.
ADVERTISEMENT

2. Atavisme

Atavisme adalah penyimpangan selanjutnya. Maksud dari atavisme adalah suatu interaksi antar gen dapat menghasilkan keturunan yang fenotipnya berbeda dari induknya.

3. Kriptomeri

Kriptomeri adalah penyimpangan yang terakhir. Kriptomeri dapat terjadi jika suatu gen dominan tidak tampak jika tidak berpasangan dengan gen yang dominan lainnya.
Nah itulah penjelasan rasio fenotip dan penyimpangan dari hukum Mendel. Pembahasan mengenai persilangan sangat menarik ya. Jika ingin lebih memahami, maka ada baiknya kamu banyak membaca hukum Mendel ya. (FAR)