Konten dari Pengguna

Renungan Malam Kristen dari Yesaya 7:14

Berita Terkini
Penulis kumparan
12 November 2021 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Renungan Malam Kristen dari Yesaya 7:14, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Renungan Malam Kristen dari Yesaya 7:14, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebelum menikmati tidur yang nyenyak di malam hari, ada baiknya bagi kita untuk merenungkan Firman Tuhan. Salah satunya yang tertuang dalam Yesaya 7:14.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari buku Intim: Renungan Harian 365 Hari, IR. Jarot Wijanarko & Ir. Ester Setiawati, (2016:22), Yesaya 7:10-25 memuat nubuat tentang Imanuel alias Yesus Kristus yang akan datang untuk menebus dosa umat manusia.

Renungan Malam Kristen dari Yesaya 7:14

Renungan Malam Kristen dari Yesaya 7:14, Foto: Pixabay
Nubuat tentang kedatangan Imanuel tidak disampaikan begitu saja, tetapi ada peristiwa yang melatarbelakanginya.
Kala itu bangsa Israel telah terbagi menjadi 2 kerajaan, yakni: Kerajaan Yehuda di sisi selatan dan Kerajaan Israel di sisi utara.Meski sudah terpisah, tetapi kedua kerajaan itu masih terus berusaha untuk saling menjatuhkan dan menguasai. Mendengar rencana invasi dari utara, Raja Ahas dan seluruh rakyat Yehuda sangat ketakutan (Yesaya 7:1-2).
TUHAN membenci kerajaan Israel yang dipimpin oleh Raja Pekah. Pasalnya, sebagai pemimpin Kerajaan Israel, ia telah bersekutu dengan Kerajaan Aram (Syria) untuk memerangi Yehuda.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, TUHAN ingin melindungi Yehuda dari serangan kedua kerajaan itu. Ia lantas menyuruh Nabi Yesaya untuk menyampaikan hal tersebut kepada Ahas, Raja Yehuda, bahwa TUHAN ada bersama mereka untuk melindungi mereka dari serangan musuh, sehingga mereka tak perlu khawatir lagi (Yesaya 7:3-7).
Untuk meneguhkan hati Raja Ahas, Tuhan bahkan memberinya kesempatan untuk meminta ‘tanda’ apa pun. Hal ini dilakukan untuk meyakinkannya bahwa perkataan Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya itu benar adanya.
Namun, Raja Ahas tetap tidak mempercayai hal tersebut. Ia ternyata lebih mempercayai kekuatan kasat mata daripada kekuatan yang Tuhan janjikan. Ia memilih untuk berharap dan berpegang pada pertolongan Kerajaan Asyur untuk melindungi segenap rakyatnya, daripada pertolongan TUHAN yang disampaikan oleh Nabi Yesaya.
ADVERTISEMENT
Raja Ahas berpura-pura taat dengan mengatakan, “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” (Yesaya 7:12). Hal itu sejatinya hanyalah omong kosong, karena Raja Ahas sebenarnya sudah berencana untuk meminta pertolongan dari Kerajaan Asyur, yang adalah kerajaan adikuasa pada zaman itu.
Melalui Nabi Yesaya, Tuhan telah menubuatkan kehancuran Israel dan Aram, bahwa selama 65 tahun ke depan, Efraim (Israel) tidak akan menjadi suatu bangsa lagi (Yesaya 7:8).
Nabi Yesaya akhirnya menubuatkan bahwa bangsa Israel (termasuk Kerajaan Yehuda) akan hidup sengsara dan ditimpa berbagai bencana silih berganti. Asyur dan Mesir pun akan menginvasi Yehuda (Yesaya 7:17-25). Hal itu terjadi karena Raja Ahas selaku pemimpin Kerajaan Yehuda, tidak mempercayai pertolongan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Nubuat tentang Imanuel
Nubuat tentang Imanuel, Foto: Pixabay
Akibat ketidakpercayaan itu, maka TUHAN sendiri ‘tanda’-Nya sendiri di Yesaya 7:14 (TB):
Nubuat tersebut menyatakan bahwa akan datang seorang pemimpin baru, seseorang yang mau mendengarkan Firman Tuhan, dan akan membawa bangsa Israel pada keselamatan. Ia akan dilahirkan oleh seorang perempuan muda dan dinamai sebagai Imanuel, yang artinya: 'Allah beserta kita'.
Tujuh ratus tahun kemudian barulah nubuat itu terwujud, dengan lahirnya Yesus Kristus dari rahim perawan yang bernama Maria.
Ia adalah Imanuel itu, Tuhan yang hadir di tengah-tengah manusia untuk membebaskan kita semua dari rasa takut akan kematian akibat dosa.
ADVERTISEMENT
Usai membaca renungan malam Kristen dari Yesaya 7:14 di atas, mari kita taruh harap dan percaya kita kepada Tuhan Yesus Kristus. (BRP)