Renungan Sepertiga Malam dalam Ajaran Agama Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
24 September 2021 11:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi renungan sepertiga malam, sumber foto: https://unsplash.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi renungan sepertiga malam, sumber foto: https://unsplash.com/
ADVERTISEMENT
Dalam ajaran Islam, sepertiga malam merupakan waktu yang sangat istimewa, mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam suatu hadist bersabda; bahwa Allah SWT akan mengabulkan apapun yang dipanjatkan oleh manusia pada sepertiga penghujung malam, baik itu terkait dengan dunia atau dengan akhirat sebagai salah satu tujuan hidup manusia. Bisa dikatakan, saat itu adalah waktu yang tepat untuk melakukan renungan sepertiga malam.
ADVERTISEMENT

Renungan Sepertiga Malam dalam Ajaran Agama Islam

Rasulullah SAW pernah bersabda yang dikutip dari buku Keutamaan Etika Islam: Menjadi Manusia Berkarakter dan Berkualitas, Fajar Kurnianto (2017):
"Allah tabaaraka wata’ala turun setiap malam ke langit bumi, ketika malam tersisa sepertiga terakhir. Ia berkata, “Adakah yang memohon kepada-Ku agar Aku kabulkan, adakah yang meminta kepada-Ku agar Aku berikan, adakah yang memohon ampun agar Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilustrasi renungan sepertiga malam, sumber foto: https://unsplash.com/
Ada sebuah kisah yang bisa direnungkan bersama saat sepertiga malam, ada seorang ahli agama bernama Ali bin Hasyim yang sangat kuat dalam bertahajud. Suatu hari ketika ia hendak mengambil wudhu untuk bertahajud, Ali dikagetkan oleh sesosok makhluk yang duduk di dekat sumurnya.
ADVERTISEMENT
Ali bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?” Sambil tersenyum, sosok tersebut menjawab, “Aku Malaikat utusan Allah.” Ali bin Hasyim kaget sekaligus bangga, karena dikunjungi oleh sesosok malaikat mulia.
Kemudian ia bertanya, “Apa yang sedang engkau lakukan di sini?” Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba yang mencintai Allah.” Melihat malaikat itu memegang kitab yang sangat tebal, Ali pun bertanya; “Wahai, Malaikat, buku apakah yang engkau bawa itu?” Malaikat menjawab, “Ini kumpulan nama hamba yang mencintai Allah Swt.”
Mendengar jawaban tersebut, Ali bin Hasyim berharap namanya tercantum di dalam buku itu. Ia pun tidak dapat menahan diri untukn bertanya, “Wahai, Malaikat, adakah namaku di dalamnya?”
Di dalam hatinya, Ali sangat percaya diri bahwa namanya tercantum di dalam kitab tebal itu, karena ibadahnya yang sangat rajin. Ia selalu mengerjakan salat tahajud, berdoa, dan bermunajat kepada Allah Swt. di sepertiga malam terakhir. “Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata nama Ali tidak ada di dalamnya.
Dari kisah tersebut, setiap umat muslim bisa mengambil pelajaran bahwa saat melakukan ibadah apapun itu harus diniatkan kepada Allah SWT. Renungan sepertiga malam yang dilakukan sebaiknya tidak karena sesama manusia, karena Allah SWT tidak menyukai hal tersebut. Semua ibadah yang kita lakukan selama ini sudah kita niatkan untuk Allah SWT. (WWN)