Konten dari Pengguna

Resensi Novel Bumi Manusia Singkat untuk Referensi

Berita Terkini
Penulis kumparan
6 Mei 2022 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi resensi novel Bumi Manusia, sumber foto: (Joel Muniz) by Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resensi novel Bumi Manusia, sumber foto: (Joel Muniz) by Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal Pramoedya Ananta Toer. Beliau adalah seorang sastrawan yang namanya sangat tersohor, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Karya-karyanya menginspirasi banyak orang, sehingga tertarik untuk menyelami sejarah negara Indonesia. Salah satu karyanya yang sangat fenomenal adalah Bumi Manusia. Hingga kini, Bumi Manusia telah diterjemahkan ke dalam 40 jenis bahasa. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak guru yang memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat resensi novel tersebut. Bagi kamu yang sedang membutuhkan referensi, maka simaklah contoh resensi novel Bumi Manusia di artikel ini.
ADVERTISEMENT

Resensi Novel Bumi Manusia Singkat

Mengutip buku Kajian Strukturalisme Genetik dalam Novel Bertemakan Religiositas (2021), novel adalah karya tulis yang dihasilkan dari imajinasi pengarang. Novel juga mengisahkan tentang permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Adapun contoh resensi novel Bumi Manusia yaitu sebagai berikut:
Ilustrasi resensi novel Bumi Manusia, sumber foto: (Debbby Hudson) by Unsplash.com
Judul: Bumi Manusia
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Hasta Mitra
Tahun Terbit: 1980
Jumlah Halaman: 535
Bumi Manusia merupakan buku yang mengisahkan tentang konflik batin yang dialami oleh seorang tokoh intelektual pada masa pra-kemerdekaan Indonesia. Tokoh tersebut adalah Minke yang terinspirasi dari RM Tirto Adisuryo.
Tokoh novel Bumi Manusia yaitu Nya Ontosoroh, Minke, Annelies, Robert, Herman, dan lain-lain. Setiap tokoh memiliki karakter masing-masing, baik itu protagonis maupun antagonis.
ADVERTISEMENT
Dengan membaca karya ini, pembaca seolah diajak untuk terlibat secara langsung dalam menjalani masa-masa pra-kemerdekaan Indonesia.
Naskah ini dibuat saat Pram sedang dalam masa pengasingan di penjara Pulau Buru. Setelah berkali-kali disembunyikan dan dilarang beredar, naskah ini akhirnya terbit dalam bahasa Inggris dan Indonesia pertamat kali pada tahun 1975.
Novel ini cukup berani karena berupaya membeberkan sejarah yang sedikit kelam dari perjalanan negara Indonesia untuk bisa merdeka.
Novel ini sangat humanis karena melihat manusia sebagai subjek dengam segala pembawaannya. Selain alur, penokohan, dan gaya berceritanya yang apik, novel ini mengandung pesan moral yang tinggi.
Maka tidak heran jika Bumi Manusia berhasil menyabet banyak penghargaan dari berbagai negara. Novel ini seakan tidak lekang oleh waktu, sehingga senantiasa dicetak berulang kali untuk dinikmati oleh generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Bumi Manusia mengajak pembaca agar mau berpikir sekaligus merenung. Meskipun setting ceritanya di masa kolonial, namun pembaca tetap dapat menikmati kisah ini karena menceritakan diskriminasi, ketidakkeadilan dan hukum yang timpang, dan kejelekan manusia lainnya.
Karya sastra ini adalah salah satu masterpiece karya anak bangsa yang sudah sepatutnya diapresiasi dan dibaca oleh generasi selanjutnya.
Itulah contoh resensi novel karya Pramoedya Ananta Toer yang bisa dijadikan acuan dalam membuat resensi berkualitas. Pesan moral novel Bumi Manusia adalah orang yang terpelajar harus bisa menghargai orang lain dan memanusiakan sesama. Pendidikan harus menjadi jembatan untuk berlaku adil dan tidak sementara-mena dengan orang lain.
(DLA)