Konten dari Pengguna

Sejarah dan Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 Agustus 2021 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memperingati HUT Republik Indonesia melaui pembacaan proklamasi. https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Memperingati HUT Republik Indonesia melaui pembacaan proklamasi. https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Tak lama lagi bangsa Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yag ke 77. Biasanya, berbagai acara diselenggarakan dalam memperingati Hari Kemerdekaan, namun karena tahun 2021 masih dalam suasana pandemi, acara sebagian besar dilaksanakan secara online, dan salah satunya adalah mengenang detik-detik perjuangan para pahlawan bangsa dalam meraih kemerdekaan termasuk adalah perumusan naskah teks proklamasi.
ADVERTISEMENT

Sejarah dan Naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tonggak kemerdekaan Negara Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Selama 350 tahun lebih negara Indonesia dijajah membuat rakyat Indonesia menginginkan kemerdekaan. Saat dibentuknya BUPKI dan PPKI membuat secercah harapan akan kemerdekaan Indonesia yang di idam-idamkan rakyat Indonesia. Kemudian kekalahan Jepang pada perang dunia kedua membuka kesempatan besar Negara Indonesia untuk merdeka.
Sejarah naskah teks proklamasi berawal dari pecahnya perang dunia kedua dan dibomnya Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang oleh Amerika Serikat yang membuat sebagian besar pasukan Jepang yang ada di Indonesia dipulangkan ke negaranya. Mendengar berita tersebut, para pejuang muda yang terdiri dari Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana dan Shodanco Singgih membawa Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah untuk segera memerdekakan Indonesia.
Ilustrasi kota Hiroshima dan Nagasaki yang di bom Amerika Serikat. https://www.freepik.com/
Sementara di Jakarta, golongan muda seperti Wikana dan golongan tua melakukan perundingan. Achmad Soebardjo menyetujui untuk memprokamasikan kemerdekaan di Jakarta. Yusuf Kunto diutus untuk mengantar Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta kembali ke Jakarta.
ADVERTISEMENT

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jendral Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Pada malam hari Soekarno dan Hatta akan menemui Mayor Jendral Otoshi Nishimura namun dilarang oleh Mayor Jendral Moichiro Yamamoto. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 menerima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga "status quo" agar tidak memberi izin kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan tersebut dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido.
Setelah dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda diiringi Shunkichiro Miyosi guna melakukan rapat menyiapkan teks Proklamasi. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan Soekarno, Muhammad Hatta dan Achmad Soebardjo serta disaksikan Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik. Miyosi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengar penyusunan teks dengan menyertakan kalimat Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut penyusunan teks proklamasi. Namun tidak ada satupun yang membenarkan klaim Nishijima.
ADVERTISEMENT
Setelah konsep disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman, miliki Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan teks proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada. Namun dengan alasan keamanan dipindahkan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Dipilihnya tanggal 17 Agustus bukan tanpa sebab. Selain karena waktu yang tepat karena kondisi Jepang yang sedang terpuruk pasca di bomnya kota Hiroshima dan Nagasaki, tanggal 17 merupakan hari yang istimewa.
Dikutip dari buku yang berjudul SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL karangan Fajriudin Muttaqin (2015: 137) dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 merupakan saran dari K.H. Abdoel Moekti pimpinan Perserikatan Muhammadiyah Madiun memberikan saran kepada Bung Karno mengenai kepastian waktu yang baik untuk proklamasi, yakni tanggal 17 Agustus, Jum’at legi 9 Ramadham 1364. Apabila tidak diproklamasikan pada tanggal tersebut, sebab hari yang demikian bahagia itu hanya akan ditemui 300 tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Terdapat dua versi teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu versi tulis tangan yang dibuat saat penyusunan dan versi setelah dirubah oleh Sayuti Melik.
Versi tulis tangan
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
ADVERTISEMENT
Wakil2 bangsa Indonesia.
Versi Ketik
Proklamasi
ADVERTISEMENT
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 05.
Atas Nama bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Soekarno/Hatta
Sejarah dan teks proklamasi dapat menumbuhkan semangat nasionalisme warga Indonesia. Selain itu agar seluruh warga Indonesia dapat meneruskan semangat dari para tokoh-tokoh proklamator. (MZM)