Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Halal bi Halal di Indonesia dan Fakta Menariknya
2 Mei 2022 17:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Halal bi halal merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang banyak dilakukan oleh umat Muslim sebagai ajang menjalin silaturahim. Terdapat sejarah halal bi halal yang cukup menarik dikaji dan diketahui untuk umat Muslim di Indonesia. Untuk mengetahuinya, mari kita simak sejarah halal bi halal dan fakta menariknya dalam artikel berikut.
ADVERTISEMENT
Sejarah Halal bi Halal yang Dilakukan Umat Muslim di Indonesia
Menjalin hubungan silaturahim antar umat Muslim merupakan salah satu anjuran yang penting untuk diamalkan bagi tiap umat Islam tanpa terkecuali. Anjuran menjalin tali silaturahmi disebutkan dalam hadis dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,
Jalinan silaturahim dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menyelenggarakan halal bi halal. Apa itu halal bi halal? Halal bihalal dikenal sebagai satu acara yang diselenggarakan sebagai ajang silaturahmi antar saudara atau bahkan sahabat, rekan kerja dan tetangga sekitar rumah.
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai tradisi halal bi halal dan fakta menariknya dipaparkan secara rinci dalam buku berjudul Kontemplasi Ramadan yang ditulis oleh Nasaruddin Umar (2020: 146) yang menyebutkan bahwa halal bi halal adalah istilah bahasa Arab yang tidak dipahami orang-orang Arab. Halal bi halal memang bukan bahasa Arab normal. Kata tersebut berasal dari akar kata halla-yahillu, berarti singgah, memecahkan, melepaskan, menguraikan, mengampuni.
Lebih lanjut, dalam buku tersebut juga memaparkan bahwa halal bi halal kini menjadi istilah lain dari silaturahmi. Beda keduanya adalah halal bi halal hanya digunakan untuk mengiringi kepergian bulan suci Ramadhan sedangkan silaturahim berlaku secara universal.
Tak hanya itu, sejarah halal bi halal di Indonesia juga dijelaskan dalam buku berjudul Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha yang ditulis oleh Dra. Udji Asiyah, M.Si (2016: 67) yang menyebutkan bahwa kegiatan halal bi halal dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa (lahir 8 April 1725).
ADVERTISEMENT
Namun istilah halal bi halal ini sendiri digagas oleh K.H Abdul Wahab Chasbullah. Pada tahun 1948 di pertengahan bulan Ramadhan, Bung Karno memanggil K.H. Wahab Chasbullah ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat. Lalu beliau memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri. Silaturahim yang diadakan ini kemudian diberi nama halal bi halal yang sampai saat ini digunakan.
Itu dia pemaparan lengkap mengenai sejarah halal bi halal yang dapat kita jadikan sebagai pengetahuan tambahan mengenai halal bi halal yang diadakan secara rutin setiap tahun di Indonesia. (DAP)