Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Umanis Galungan dan Perayaannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
8 Juni 2022 18:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah Hari Umanis Galungan, Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah Hari Umanis Galungan, Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Umanis Galungan adalah perayaan umat Hindu. Seluruh umat Hindu menyambut dan merayakannya dengan senang hati. Perayaan yang identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan tersebut dirayakan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali atau 210 hari. Perayaan Hari Umanis Galungan ini dilakukan tepat pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan dalam kalender Bali. Bagaimana sejarah hari Umanis Galungan? Kapan perayaannya?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku KOMISHI (Kompilasi Masalah dan Solusi Hindu) karya Vandeva (2021: 94), Hari Raya Galungan, umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya, serta merayakan kemenangan kebaikan atau yang disebut dharma melawan kejahatan yang disebut adharma. Hari Raya Galungan juga disebut sebagai momen menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.
Umat Hindu di Bali merayakan Galungan dengan bersembahyang di Pantai Padanggalak, Denpasar. Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan Secara filosofis, Hari Raya Galungan dimaksudkan agar umat Hindu mampu membedakan dorongan hidup antara adharma dan budhi atma (dharma = kebenaran) di dalam diri manusia itu sendiri.
Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma. Dari konsepsi lontar Sunarigama inilah didapatkan kesimpulan bahwa hakikat Galungan adalah merayakan menangnya dharma melawan adharma.
ADVERTISEMENT

Sejarah Hari Umanis Galungan

Sejarah Hari Umanis Galungan, Foto: Unsplash.
Sejarah hari Umanis Galungan diadakan pada sehari setelah hari suci Galungan atau disebut dengan istilah Umanis/Manis Galungan. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan Natab Sesayut. Natab sesayut biasanya dilakukan oleh anak anak yang belum meketus (tanggal giginya) namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga ikut natab.
Dilansir dari laman buleleng.bulelengkab.go.id, pada umanis Galungan, umat akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi. Anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang pada hari ini.
Ngelawang adalah sebuah tradisi, di mana anak-anak akan menarikan barong disertai gambelan dari pintu rumah penduduk satu ke yang lainnya (lawang ke lawang), penduduk yang mempunyai rumah tersebut kemudian akan keluar dari rumah sambil membawa canang dan sesari/uang, penduduk percaya bahwa dengan tarian barong ini dapat mengusir segala aura negatif dan mendatangkan aura positif.
ADVERTISEMENT
Umanis Galungan jatuh pada hari Kamis Umanis wuku Dungulan. Tujuan dari upacara ini adalah mengembalikan energi positif yang ada agar energi dalam diri tetap optimal dan semangat menghadapi aktivitas sehari hari dengan pikiran positif.
Dari ulasan tentang sejarah hari Umanis Galungan disimpulkan bahwa hari Umanis Galungan adalah prosesi silaturahmi dengan sanak saudara. Hari ini jatuh setelah upacara Galungan selesai. Pada tahun ini Hari raya Umanis Galungan dirayakan umat Hindu pada tanggal 9 Juni 2022.(Umi)