Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Huruf Jawa Hanacaraka dan Contoh Penggunaannya
17 Januari 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Huruf Jawa Hanacaraka merupakan aksara yang berkembang di tanah Jawa dan dulunya dimanfaatkan untuk menulis informasi.
ADVERTISEMENT
Aksara Jawa adalah salah satu jenis aksara turunan Brahmi di Indonesia. Sejarah dari aksara ini bisa ditelusuri karena banyaknya peninggalan tertulis maupun dalam bentuk benda. Hal ini memungkinkan adanya penelitian epigrafis yang lebih mendetail.
Sejarah Huruf Jawa Hanacaraka
Mengutip buku Aji Saka: Asal Mula Aksara Jawa (2015), aksara Hanacaraka diciptakan oleh Aji Saka yang merupakan penguasa Kerajaan Medang Kamulan. Aji Saka memiliki dua abdi setia bernama Dora dan Sembada.
Suatu ketika, Aji Saka memerintah Dora untuk menemui Sembada dan membawakan pusakanya. Kemudian, Dara mendatangi Sembada dan menyampaikan perintah tuannya.
Namun, Sembada menolak karena menurut perintah Aji Saka sebelumnya, tidak ada yang boleh membawa pusaka tersebut selain Aji Saka sendiri.
Hal ini menyebabkan dua abdi Aji Saka saling curiga bahwa masing-masing memiliki maksud untuk mencuri pusaka tersebut.
ADVERTISEMENT
Sembada dan Dora akhirnya bertarung sampai tidak ada yang bernyawa. Saat Aji Saka menyusul, ia mendapati kedua abdinya meninggal karena kesalahpahaman.
Di depan jasad dua abdinya tersebut, Aji Saka membuat puisi yang kemudian dikenal sebagai Hanacaraka atau aksara Jawa.
Aksara Jawa Hanacaraka
Sepanjang sejarah , aksara Jawa ditulis dalam berbagai bentuk mulai dari batu hingga lempengan logam. Aksara Jawa mulai ditulis di atas kertas pada abad ke-13.
Hal ini berhubungan dengan penyebaran ajaran Islam yang budaya tulisnya didukung dengan penggunaan kertas dan format buku kodeks. Dari sini, aksara Jawa Kawi mulai berubah ke arah yang lebih modern. Pada abad ke-15, aksara Jawa digunakan oleh masyarakat Jawa untuk penulisan sehari-hari.
Aksara Jawa terdiri dari 20 huruf dasar yang membentuk suatu puisi empat bait, contoh tersebut yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
ha na ca ra ka
da ta sa wa la
pa dha ja ya nya
ma ga ba tha nga
Dalam aksara Jawa juga terdapat 20 huruf pasangan yang fungsinya menutup bunyi vokal. Huruf tersebut terdiri dari 8 huruf utama (aksara murda, ada yang tidak berpasangan), 8 pasangan huruf utama, dan 5 aksara swara (huruf vokal depan).
Itulah pembayaran tentang sejarah huruf Jawa Hanacaraka yang penting diketahui. Hingga kini, aksara Jawa masih terus dipelajari untuk melestarikannya agar tidak punah.
(DLA)